Petugas Satpas Colombo Surabaya Kenakan Batik di Hari Batik Nasional 2025
- account_circle Teguh Priyono
- calendar_month 17 jam yang lalu
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Sejumlah warga yang mengurus administrasi kendaraan di Satpas Colombo Jalan Kerapu 2, Krembangan, Surabaya, Kamis (2/10/2025), disambut dengan suasana berbeda. Para petugas yang biasanya tampil formal dengan seragam dinas, kali ini terlihat lebih santai dan hangat dengan balutan batik berbagai motif dari daerah-daerah di Nusantara.
Nuansa mirip ‘kondangan’ terasa sejak pintu masuk gedung. Meski seluruh petugas mengenakan batik, bukan berarti Satpas Colombo beralih fungsi menjadi gedung pernikahan. Tidak ada dekorasi bunga, musik, ataupun pengantin. Pakaian batik yang dikenakan petugas merupakan bentuk peringatan Hari Batik Nasional 2025.
Kanit Regident Satlantas Polrestabes Surabaya, AKP Tri Arda Meidiansyah, S.Tr.K., S.I.K., menjelaskan bahwa inisiatif penggunaan batik ini bertujuan untuk menumbuhkan kebanggaan masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap identitas bangsa.
“Pemohon SIM ini kan kebanyakan anak-anak muda yang sering dipanggil GenZ. Mereka sering terpapar budaya luar karena hidup di dunia yang tidak memiliki batasan berkat internet. Sehingga perlu diingatkan bahwa kita bangsa Indonesia punya identitas dan budaya fashion sendiri yang keren,” kata Tri Arda.
Ia menambahkan, momen Hari Batik Nasional menjadi kesempatan tepat untuk menguatkan identitas kebangsaan di lingkungan Satpas Colombo. Dengan mencintai budaya bangsa, diharapkan petugas semakin termotivasi memberikan pelayanan publik yang lebih baik.
“Ketika rasa cinta dan bangganya terhadap bangsa ini besar, tentu petugas pelayanan publik seperti di Satpas Colombo Surabaya akan memiliki rasa tanggung jawab, motivasi untuk terus berinovasi sampai pada efisiensi dalam bekerja memberikan pelayanan terbaik demi kepentingan bangsa,” ujarnya.
Selain memperkuat kebanggaan, para petugas juga diajak memahami filosofi dari setiap motif batik yang mereka kenakan. Tri Arda menekankan pentingnya edukasi budaya agar batik semakin dikenal luas oleh masyarakat dan dunia.
“Setiap anggota kan memakai motif batik yang berbeda. Itu saya suruh untuk memahami nilai filosofis dari setiap corak. Agar apabila ada masyarakat yang bertanya mereka bisa menjawab. Ketika begitu maka mereka sudah turut serta dalam edukasi supaya batik semakin mendunia,” pungkasnya.
Hari Batik Nasional diperingati setiap 2 Oktober sesuai Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009 yang ditetapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Peringatan ini juga menjadi pengingat akan pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai warisan budaya tak benda dunia sejak tahun 2009.(dk/tgh)
- Penulis: Teguh Priyono