Kuda Renggong Sumedang: Tari Tradisi yang Menggugah Jiwa
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 3 jam yang lalu
- comment 0 komentar
Sejarah dan Makna Kuda Renggong sebagai Ikon Budaya Sumedang
DIAGRAMKOTA.COM – Kuda Renggong adalah salah satu warisan budaya yang menjadi ciri khas Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Seni ini menghadirkan kuda yang bergerak menari mengikuti irama musik tradisional, lengkap dengan hiasan yang mencolok dan indah. Tidak hanya sebagai bentuk hiburan, Kuda Renggong juga merepresentasikan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Sunda, seperti ketekunan, kreativitas, serta semangat gotong royong.
Asal Usul Kuda Renggong
Kuda Renggong pertama kali muncul pada awal abad ke-20 di Desa Cikurubuk, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang. Nama “Renggong” berasal dari kata “ronggeng” atau “ngarenggong” yang menggambarkan gerakan kuda yang melangkah anggun sesuai alur musik. Awalnya, seni ini digunakan dalam upacara khitanan anak laki-laki, di mana anak yang dikhitan akan diarak keliling kampung menggunakan kuda yang dihias indah. Irama musik seperti kendang dan gong serta teriakan riang dari masyarakat menjadi bagian tak terpisahkan dari prosesi ini.
Seiring waktu, Kuda Renggong berkembang menjadi bentuk seni pertunjukan yang populer, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga dikenal hingga mancanegara. Keunikan dan pesonanya menjadikannya sebagai simbol budaya yang hidup dan terus dilestarikan.
Proses Latihan Kuda Renggong
Kuda yang tampil dalam pertunjukan Renggong bukanlah kuda biasa. Mereka harus menjalani latihan intensif agar dapat menari dengan luwes dan seirama dengan musik. Berikut tahapan pelatihannya:
- Penjinakan – Kuda dilatih untuk jinak dan terbiasa dengan manusia, suara musik, serta keramaian.
- Pelatihan Irama – Kuda diajarkan melangkah sesuai irama kendang dan gong. Setiap langkah diatur oleh pelatih menggunakan aba-aba atau cambuk kecil tanpa kekerasan.
- Pembiasaan Kostum dan Aksesori – Kuda dikenalkan pada hiasan kepala, kalung, dan kain warna-warni agar terbiasa tanpa merasa stres.
- Sinkronisasi dengan Penunggang – Anak atau penunggang dilatih agar seimbang dan kompak dengan gerak kuda.
Proses latihan ini bisa memakan waktu beberapa bulan hingga bertahun-tahun, tergantung karakter dan kemampuan kuda. Pelatih, yang dikenal sebagai pawang renggong, memiliki peran penting dalam membentuk perilaku dan gaya gerak kuda.
Ciri Khas Pertunjukan Kuda Renggong
Pertunjukan Kuda Renggong biasanya dilakukan dalam berbagai acara, antara lain:
* Upacara khitanan anak laki-laki,
* Peringatan hari besar nasional atau daerah,
* Festival budaya dan pariwisata, serta
* Karnaval seni tradisional.
Kuda dihiasi dengan ornamen mencolok berwarna merah, kuning, dan emas. Musik pengiringnya terdiri dari kendang penca, gong, tarompet, dan rebana. Dalam beberapa penampilan modern, musiknya dipadukan dengan dangdut atau pop Sunda, menjadikannya lebih dinamis namun tetap mempertahankan nilai tradisi.
Makna Filosofis Kuda Renggong
Selain sebagai hiburan, Kuda Renggong memiliki makna filosofis mendalam. Ia menjadi lambang keberanian dan kedewasaan, terutama bagi anak yang baru dikhitan. Pertunjukan ini juga mencerminkan rasa syukur dan kebersamaan masyarakat, karena dilakukan secara gotong royong. Selain itu, hiasan megah pada kuda menggambarkan kemakmuran dan kehormatan keluarga serta desa.
Perkembangan dan Pelestarian Kuda Renggong
Di tengah tantangan modernisasi, eksistensi Kuda Renggong sempat mengalami penurunan karena minimnya minat generasi muda. Namun, berbagai upaya pelestarian terus dilakukan, antara lain:
* Pemerintah Kabupaten Sumedang rutin menyelenggarakan Festival Kuda Renggong setiap tahun.
* Sanggar dan komunitas seni tradisional aktif melatih generasi muda menjadi pawang, pemusik, maupun penata hias kuda.
* Kolaborasi dengan dunia pariwisata menjadikan Kuda Renggong sebagai atraksi unggulan dalam promosi wisata budaya Sumedang.
* Inovasi penampilan modern, seperti penggunaan kostum bertema pahlawan atau kontemporer, membuat pertunjukan lebih menarik tanpa menghilangkan esensi tradisi.
Kini, Kuda Renggong telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebagai simbol ketangguhan, seni, dan identitas budaya Sunda, Kuda Renggong terus hidup dari generasi ke generasi. Dengan perpaduan gerak kuda, irama musik, dan semangat kebersamaan, Kuda Renggong membuktikan bahwa tradisi tidak pernah mati—ia hanya bertransformasi mengikuti zaman.
Saat ini belum ada komentar