Investor Muda Melonjak di Malang, OJK Catat 1.000 Per Bulan
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Rab, 8 Okt 2025
- comment 0 komentar

Tren Investasi Muda di Malang Raya
DIAGRAMKOTA.COM – Antusiasme generasi muda terhadap investasi semakin meningkat di wilayah Malang Raya. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, setiap bulan rata-rata ada sekitar 1.000 investor baru yang bergabung. Mayoritas dari mereka adalah mahasiswa dan anak muda di bawah usia 30 tahun. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya peningkatan literasi keuangan di daerah, meski masih ada tantangan berupa maraknya investasi ilegal.
Kepala OJK Malang, Farid Faletehan, menyampaikan bahwa jumlah investor baru pada tahun 2025 telah mencapai 13.000 orang. Ia mengungkapkan bahwa mayoritas dari mereka adalah kalangan muda. Hal ini sejalan dengan data nasional yang menunjukkan bahwa sekitar 54 persen dari total 18 juta investor pasar modal adalah generasi muda di bawah usia 30 tahun.
Upaya Edukasi untuk Mengurangi Risiko Investasi Ilegal
Di tengah pertumbuhan pesat investor muda, OJK secara aktif melakukan edukasi keuangan agar pemuda dapat melindungi diri dari investasi ilegal atau bodong. Menurut Farid, minat tinggi terhadap investasi sering kali tidak diimbangi dengan pemahaman yang memadai, sehingga membuat mereka rentan menjadi korban penipuan digital.
“Banyak anak muda tergiur iming-iming hasil tinggi dan instan. Padahal, di balik itu ada risiko besar,” ujarnya. Data yang tersedia menunjukkan bahwa dari 1.743 pengaduan layanan keuangan di wilayah Malang Raya, sebanyak 11,36 persen merupakan kasus penipuan.
Secara nasional, kerugian akibat penipuan finansial mencapai Rp 5,6 triliun dari 264 ribu laporan yang masuk. Ini menjadi momen penting untuk menekankan pentingnya investasi yang legal dan diawasi oleh OJK.
Pelatihan Investasi yang Terjangkau
Farid menjelaskan bahwa kegiatan literasi keuangan bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang investasi legal. Dengan menghadirkan narasumber ahli dari Bursa Efek Indonesia dan praktisi seperti Piyu (gitaris band Padi), mahasiswa dapat belajar langsung dan membuka rekening saham di lokasi kegiatan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa investasi itu terjangkau. Cukup dengan Rp 100.000, mahasiswa sudah bisa membeli saham di pasar modal. Kami ajarkan bagaimana prosesnya,” jelasnya.
Kebiasaan Keuangan yang Sehat
Farid juga menekankan pentingnya membangun kebiasaan keuangan yang sehat sejak dini. Ia menyarankan agar mahasiswa mencatat pengeluaran bulanan dan disiplin menyisihkan minimal 10 persen untuk berinvestasi. Ia mengingatkan agar tidak mudah tergoda dengan kemudahan paylater yang konsumtif.
Data literasi keuangan nasional tahun 2025 menunjukkan adanya kesenjangan antara tingkat inklusi keuangan dan literasi keuangan. Tingkat inklusi keuangan mencapai 86 persen, sedangkan tingkat literasi hanya 66 persen. Artinya, banyak masyarakat yang sudah menggunakan produk keuangan tanpa memahami sepenuhnya, sehingga rentan menjadi korban.
Harapan untuk Generasi Muda yang Lebih Cerdas
Dengan edukasi yang masif, OJK berharap generasi muda tidak hanya menjadi investor, tetapi investor yang cerdas, paham risiko, dan mampu merencanakan masa depan keuangannya dengan baik. Farid menegaskan bahwa investasi yang benar harus didasari dengan pengetahuan dan kesadaran yang memadai.
Saat ini belum ada komentar