Bagaimana Sikap Seorang Bystander Dapat Memengaruhi Situasi Bullying?
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 7 jam yang lalu
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Bagaimana sikap seseorang yang menjadi penonton bisa memengaruhi kondisi bullying? – Apa peran dari orang yang berada di sekitar dalam kasus bullying? – Dampak apa yang ditimbulkan oleh perilaku penonton terhadap situasi bullying? – Bagaimana tindakan atau sikap orang-orang yang tidak terlibat langsung dapat mempengaruhi bullying? – Apakah kehadiran penonton bisa memperburuk atau mengurangi kasus bullying?
Itu merupakan salah satu pertanyaan yang akan muncul dalam pelatihan PINTAR Kemenag mengenai Pesantren Anti-Bullying 3.5 Dampak Perilaku Bullying terhadap Kesehatan Jiwa.
Pelatihan Pesantren Anti-Bullying yang diadakan secara online melalui platform MOOC Kementerian Agama bertujuan utama untuk memperkuat pemahaman dan meningkatkan kemampuan dalam mencegah serta menangani kasus perundungan di lingkungan pendidikan yang berbasis pesantren.
Melalui pembelajaran mengenai Kunci Jawaban 3.5 Dampak Perilaku Bullying terhadap Kesehatan Jiwa dalam Pelatihan Pesantren Anti-Bullying PINTAR Kemenag, peserta diharapkan mampu berperan aktif sebagai pelindung dan pendorong utama dalam menjaga kesehatan mental santri.
Oleh karena itu, program ini diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman, tenang, serta bebas dari segala bentuk kekerasan dalam lingkungan pesantren.
Soal
Bagaimana sikap seseorang yang menjadi penonton bisa mempengaruhi situasi perundungan?
Membantu pelaku dapat mengurangi kejadian bullying di masa depan
B Melaporkan kejadian kepada pihak berwenang bisa membantu menghentikan tindakan bullying
C Membiarkan tindakan bullying terjadi tanpa campur tangan memperkuat tindakan yang dilakukan oleh pelaku
D Mengabaikan situasi akan menghentikan tindakan bullying secara otomatis
Jawaban
B Melaporkan kejadian kepada pihak berwenang bisa membantu menghentikan tindakan bullying
Penjelasan
Fungsi seorang penonton atau saksi dalam situasi perundungan berdampak signifikan terhadap perkembangan dan penyelesaian kejadian tersebut.
Bila seseorang menyaksikan tindakan perundungan dan memutuskan untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwenang seperti guru, konselor, atau orang tua, maka ia telah berperan dalam memutus siklus kekerasan sosial yang terjadi.
Tindakan melaporkan bukan hanya bentuk keberanian, tetapi juga wujud perhatian dan tanggung jawab etis terhadap korban yang mungkin merasa takut, tertekan, atau tidak berdaya.
Sebaliknya, jika seseorang yang berada di sekitar memilih untuk diam, tidak mengambil tindakan, atau bahkan mendukung pelaku, hal ini justru memperkuat tindakan perundungan dan menunjukkan bahwa perilaku tersebut dianggap dapat diterima dalam masyarakat.
Dalam konteks pendidikan dan lingkungan sosial yang sehat, setiap individu memiliki kewajiban untuk menciptakan rasa aman dan saling menghormati.
Oleh karena itu, sikap aktif melaporkan atau memberikan dukungan kepada korban adalah langkah konkret yang mampu mendorong perubahan positif, menumbuhkan empati, dan membangun budaya anti-bullying di lingkungan sekolah maupun masyarakat luas.***





Saat ini belum ada komentar