Harga Cabai di Jawa Timur Naik, Ini Penyebabnya

Kenaikan Harga Cabai di Jawa Timur, Dampak Cuaca dan Virus Menjadi Penyebab Utama

DIAGRAMKOTA.COM – Harga berbagai jenis cabai di Jawa Timur, termasuk di kota-kota besar seperti Surabaya, mengalami kenaikan signifikan. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas pasokan dan harga bahan pokok yang menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari.

Menurut pernyataan Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim, Nanang Triatmoko, kenaikan harga cabai dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kondisi cuaca yang tidak menentu. Musim hujan yang berkepanjangan membuat petani enggan memanen cabai karena risiko kerusakan selama pengiriman.

“Kondisi hujan menyebabkan cabai basah. Jika dipanen dalam kondisi tersebut, akan mudah rusak saat dikirim ke pasar,” jelasnya.

Selain itu, virus antraknosa yang menyerang daerah sentra produksi cabai juga menjadi penyebab utama kenaikan harga. Virus ini muncul akibat perubahan iklim yang tidak stabil. Tidak hanya itu, momen maulid nabi juga turut meningkatkan permintaan, sementara stok cabai tetap terbatas.

Perbedaan Harga Berdasarkan Wilayah
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, harga rata-rata cabai rawit mencapai Rp 31.688 per kilogram. Di Kota Madiun, harga cabai rawit mencapai angka tertinggi yaitu Rp 41.666 per kilogram, sedangkan di Kabupaten Ponorogo, harga terendahnya hanya Rp 23.500 per kilogram.

Sementara itu, harga cabai merah keriting secara rata-rata mencapai Rp 38.406 per kilogram. Daerah dengan harga tertinggi adalah Kabupaten Bojonegoro, di mana harga cabai keriting mencapai Rp 57.500 per kilogram. Di Kabupaten Banyuwangi, harga cabai keriting terendahnya hanya Rp 26.000 per kilogram.

Perbedaan Kenaikan Harga di Berbagai Jenis Cabai
Nanang menjelaskan bahwa kenaikan harga cabai tergantung pada jenisnya. Untuk cabai rawit, harga di pasar saat ini mencapai Rp 30.000 per kilogram, sedangkan harga di tingkat petani sekitar Rp 27.000 per kilogram.

Cabai merah besar juga mengalami kenaikan, dengan harga di pasar mencapai Rp 25.000 per kilogram. Namun, yang paling drastis adalah cabai keriting, yang naik hingga Rp 34.000 per kilogram dari tingkat petani.

Dampak Ekonomi dan Kehidupan Sehari-hari
Kenaikan harga cabai ini tidak hanya memengaruhi para pedagang, tetapi juga berdampak langsung pada konsumen. Kenaikan sebesar 10 persen dari harga di tingkat petani membuat harga di pasar semakin mahal. Hal ini bisa memicu inflasi dan kesulitan bagi masyarakat yang bergantung pada bahan pokok ini.

Beberapa daerah di Jawa Timur telah mencatat kenaikan harga yang signifikan, terutama di wilayah yang memiliki sentra produksi cabai. Dengan situasi ini, diperlukan langkah-langkah strategis untuk menstabilkan pasokan dan harga cabai agar tidak terus meningkat.

Solusi dan Upaya yang Dilakukan
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, petani, dan pelaku usaha. Penyuluhan kepada petani tentang cara mengelola tanaman cabai dalam kondisi cuaca buruk serta penguatan sistem distribusi dapat menjadi solusi jangka panjang. Selain itu, perlu adanya pendataan dan pemantauan harga secara berkala agar tidak terjadi ketidakseimbangan di pasar.