Banjir Rob Jakarta: Pengalaman Warga dan Kejadian Muara Angke Terendam
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 1 jam yang lalu
- comment 0 komentar

(@ppiddkijakarta)
DIAGRAMKOTA.COM – Banjir rob kembali mengguncang wilayah pesisir Jakarta, khususnya di Muara Angke, Jakarta Utara. Fenomena alam ini terjadi setiap bulan dan menjadi bagian dari rutinitas warga setempat. Namun, pada Jumat (5/12/2025), banjir rob mencapai titik puncaknya, dengan air laut menggenangi jalanan dan membuat warga harus beradaptasi dengan kondisi tersebut.
Kondisi Terkini di Wilayah Muara Angke
Pada pagi hari, air laut mulai mengalir ke Jalan Dermaga Ujung 1 sekitar pukul 07.30 WIB. Tinggi air mencapai sekitar 10 sentimeter, yang membuat warga harus memindahkan kendaraan motor ke jalan yang lebih tinggi untuk menghindari genangan. Beberapa warga terlihat berjalan kaki sambil menarik celana agar tidak terendam.
Meski demikian, tidak semua warga menghindari genangan. Sebagian dari mereka tetap menerobos air menuju arah jembatan Muara Angke. Mereka tampak sudah terbiasa dengan situasi ini.
Pengalaman Warga Setempat
Roby (31), seorang warga setempat, mengatakan bahwa banjir rob adalah hal biasa bagi penduduk Muara Angke. Ia menjelaskan bahwa fenomena ini sering terjadi setiap bulan, bahkan bisa terjadi hingga tiga kali dalam satu bulan.
“Sering sih. Kita langganan tiap bulan. Kadang sebulan itu bisa tiga kali. Hari pertama kecil, hari kedua lumayan, hari ketiga gede,” ujarnya.
Menurut Roby, warga setempat sudah sangat terbiasa dengan banjir rob. Persiapan utama yang dilakukan adalah memindahkan kendaraan motor ke tempat yang lebih aman.
“Tinggal mindahin motor saja. Yang paling penting motor, kita taruh di depan buat akses keluar,” tambahnya.
Ia juga menyebutkan bahwa banjir rob biasanya surut sekitar pukul 19.00 WIB.
Prediksi Puncak Banjir Rob oleh Gubernur DKI
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung sebelumnya memprediksi bahwa puncak banjir rob akan terjadi pada Jumat (5/12/2025) sekitar pukul 09.00 WIB. Ia meminta warga pesisir untuk waspada dan bersiap menghadapi banjir rob hingga 10 Desember 2025.
Pramono juga menyampaikan bahwa beberapa titik rawan seperti Muara Angke, Marunda, dan kawasan pesisir lainnya telah dipantau sejak awal. Ia menekankan pentingnya mitigasi bencana untuk mengurangi dampak banjir rob.
Tanggapan dan Persiapan dari Pemerintah
Dalam upaya mengantisipasi dampak banjir rob, Pramono meminta jajaran terkait, khususnya Dinas Sumber Daya Air dan BPBD, untuk mempersiapkan langkah mitigasi. Hal ini dilakukan guna memastikan keselamatan warga dan mengurangi risiko kerusakan akibat banjir.
Selain itu, warga setempat juga diminta untuk tetap waspada dan mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang.
Faktor Penyebab Banjir Rob
Banjir rob terjadi akibat kombinasi faktor alam dan lingkungan. Perubahan iklim, penurunan permukaan tanah, serta pembangunan infrastruktur yang tidak seimbang dengan lingkungan alami menjadi penyebab utama. Di Jakarta, khususnya di daerah pesisir, banjir rob sering terjadi karena ketinggian air laut yang meningkat akibat pasang surut.
Langkah-Langkah Mitigasi
Beberapa langkah mitigasi telah dilakukan oleh pemerintah dan warga setempat. Salah satunya adalah membangun tanggul dan saluran drainase yang dapat membantu mengalirkan air laut. Selain itu, warga juga diberikan edukasi tentang cara menghadapi banjir rob secara mandiri.
Namun, masalah utama masih terletak pada kurangnya pengelolaan lingkungan dan perencanaan kota yang berkelanjutan. Banyak warga merasa bahwa solusi jangka panjang belum ditemukan, sehingga banjir rob tetap menjadi ancaman tahunan.
Banjir rob di Jakarta, khususnya di Muara Angke, adalah fenomena yang terus berulang. Meskipun warga setempat sudah terbiasa, dampaknya tetap memberatkan. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk mencari solusi jangka panjang. Hingga saat ini, persiapan dan adaptasi menjadi strategi utama dalam menghadapi banjir rob. ***





Saat ini belum ada komentar