Amazon PHK 30.000 Karyawan untuk Efisiensi Besar-Besaran
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 14 jam yang lalu
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM — Amazon berencana memangkas hingga 30.000 posisi korporat mulai Selasa (28/10/2025) waktu setempat, sebagai bagian dari upaya efisiensi biaya dan penyesuaian atas perekrutan berlebih selama lonjakan permintaan di masa pandemi.
Berdasarkan informasi dari tiga sumber yang dikutip dari Reuters, jumlah itu setara hampir 10% dari sekitar 350.000 karyawan korporat Amazon, meskipun hanya sebagian kecil dari total 1,55 juta pegawai secara keseluruhan.
Jika terealisasi, langkah ini akan menjadi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terbesar di Amazon sejak perusahaan memangkas sekitar 27.000 posisi pada akhir 2022.
Lingkup pemangkasan yang sedang berlangsung saat ini belum sepenuhnya jelas dan bisa berubah tergantung pada prioritas keuangan perusahaan. Berdasarkan laporan Fortune, divisi sumber daya manusia (SDM) kemungkinan besar akan menjadi salah satu yang paling terkena dampak, dengan potensi pengurangan sekitar 15%.
Adapun, hingga saat ini juru bicara Amazon menolak memberikan komentar.
Selama dua tahun terakhir, Amazon telah melakukan pemangkasan dalam skala lebih kecil di berbagai unit bisnis, termasuk perangkat, komunikasi, podcast, serta layanan lainnya. PHK terbaru ini diperkirakan akan menyentuh beberapa divisi, seperti People Experience and Technology (SDM dan teknologi), perangkat dan layanan, serta operasi, menurut sumber terkait.
Para manajer dari tim yang terdampak telah diminta mengikuti pelatihan pada Senin (27/10/2025) mengenai cara menyampaikan pemberitahuan kepada staf setelah email resmi PHK dikirimkan mulai Selasa pagi.
CEO Amazon Andy Jassy tengah menjalankan inisiatif untuk memangkas birokrasi berlebih, termasuk dengan mengurangi jumlah manajer. Ia bahkan membuka jalur pengaduan anonim untuk melaporkan inefisiensi internal, yang telah menghasilkan sekitar 1.500 masukan dan lebih dari 450 perubahan proses, menurut pernyataannya awal tahun ini.
Jassy sebelumnya juga mengatakan bahwa peningkatan penggunaan kecerdasan buatan (AI) kemungkinan akan menyebabkan pengurangan tenaga kerja lebih lanjut, terutama melalui otomatisasi tugas-tugas rutin.
“Langkah terbaru ini menunjukkan bahwa Amazon mungkin telah mengalami peningkatan produktivitas yang cukup besar akibat penggunaan AI, sehingga memungkinkan pengurangan jumlah tenaga kerja secara signifikan,” kata Sky Canaves, analis dari eMarketer.
Menurutnya, Amazon juga berada di bawah tekanan untuk menyeimbangkan investasi jangka panjang dalam pengembangan infrastruktur AI dengan profitabilitas jangka pendek.
Berdasarkan data dari situs Layoffs.fyi yang mengawasi pengurangan tenaga kerja di sektor teknologi, sekitar 98.000 karyawan telah di-PHK tahun ini di 216 perusahaan, dibandingkan dengan 153.000 posisi pada tahun 2024.
Unit bisnis Amazon Web Services (AWS), sebagai penyumbang laba terbesar perusahaan, mencatat penjualan kuartal II sebesar US$30,9 miliar, naik 17,5% namun masih di bawah pertumbuhan Microsoft Azure (39%) dan Google Cloud (32%). Estimasi menunjukkan penjualan AWS pada kuartal III meningkat sekitar 18% menjadi US$32 miliar, sedikit melambat dibandingkan kenaikan 19% tahun lalu.
AWS juga masih memulihkan layanan setelah mengalami gangguan internet selama 15 jam pekan lalu yang memengaruhi sejumlah platform populer seperti Snapchat dan Venmo.
Meski demikian, Amazon memperkirakan musim belanja akhir tahun yang kuat dan berencana merekrut 250.000 pekerja musiman, jumlah yang sama seperti dua tahun terakhir, untuk memperkuat kapasitas gudang dan logistik.
Saham Amazon naik 1,3% ke US$227,11 menjelang penutupan perdagangan Senin, sementara laporan keuangan kuartal III dijadwalkan rilis pada Kamis (30/10/2025).





Saat ini belum ada komentar