DIAGRAMKOTA.COM – Manunggaling Aksara ana ing Joko Dolog Surabaya (Menyatunya aksara ada di Joko Dolog Surabaya). Joko Dolog, perwujudan Sri Maharaja Kertanegara, telah berada di lahan kecil di belakang Taman Apsari sejak awal 1800-an. Sebelumnya, arca ini berada di Bejijong, Trowulan.
Bersama arca Joko Dolog yang bersifat Budhis ini terdapat inskripsi beraksara Jawa Kuna berbahasa Sansekerta. Arca ini pernah hendak dibawa ke luar negeri, namun gagal dan akhirnya ditempatkan di taman indah Huiz Van Simpang, yang kini menjadi gedung negara Grahadi.
Dalam rangka menyambut tahun baru Jawa 2024, yang disebut Suroan, komunitas budaya Surabaya, Puri Aksara Rajapatni, mengadakan acara penyatuan literasi Kuna milik bangsa Jawa. Yaitu, Aksara Jawa Kuna (Kawi) pada lapik arca dengan aksara Jawa modern (Carakan atau hanacaraka).
Dalam kalender Jawa, Suro adalah bulan pertama dalam tahun baru Jawa. Tahun baru Jawa, 1 Suro 1958, jatuh pada hari Senin, 8 Juli 2024. Menjelang 1 Suro 1958, banner beraksara Jawa yang berbunyi “Prasasti Wurare, Arca Perwujudan Sri Maharaja Kertanegara” disematkan untuk menyambut bulan Suro.
Wurare adalah nama tempat di Bejijong dimana arca beraksara Jawa Kuna ini ditemukan. Sementara, Aksara Jawa modern adalah perkembangan dari Aksara Jawa Kuna seperti yang digunakan dalam penulisan pada lapik arca Joko Dolog.
Kini, tugas kita sebagai bangsa Jawa adalah melestarikan Aksara Jawa di Surabaya. Penyatuan Aksara Jawa Kuna dan Aksara Jawa modern menjadi simbol penyatuan aksara Nusantara.
Aksara Nusantara terdiri dari berbagai aksara yang masih ada di Nusantara, seperti Jawa, Kawi, Bali, Sunda, dan lainnya. Semua ini adalah identitas bangsa Indonesia. Hilangnya satu aksara seperti hilangnya satu pulau.
Karenanya, makna penyatuan Aksara Jawa Kuna dan Aksara Jawa modern juga bisa dimaknai sebagai penyatuan dua wilayah yang bertikai antara Panjalu dan Jenggala. Pemaknaan untuk kekinian adalah menjaga persatuan dalam wawasan Nusantara.
Wawasan Nusantara adalah konsep pemahaman tentang keberagaman wilayah, budaya, sumber daya alam, serta potensi Indonesia sebagai negara kepulauan yang luas. Ini mengajarkan pentingnya memahami dan menghargai keberagaman untuk memperkuat kesatuan bangsa (Fakta. Hukum Umsu).
Dalam bulan Suro ini akan digelar Festival Joko Dolog dari 23 hingga 25 Juli 2024, yang diharapkan dapat mewujudkan upaya nyata pelestarian budaya bangsa. Salah satu kegiatan adalah Talkshow mengenai pentingnya mengenalkan kembali Aksara Jawa di Surabaya. Selain itu, akan digelar wayang kulit, Ludruk, dan pertunjukan lainnya. (dk/Nanang)