Universitas Ciputra Surabaya Jadi Pusat Forum Mutu Pendidikan ASEAN–Eropa
- account_circle Shinta ms
- calendar_month 8 menit yang lalu
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM– Universitas Ciputra Surabaya (UC) kembali mencatatkan kiprah internasional dengan menjadi tuan rumah TrainIQA Workshop 3 dan ASEAN-QA Forum 2025, forum bergengsi yang mempertemukan jaringan penjaminan mutu perguruan tinggi kawasan ASEAN dan Eropa.
Forum ini mendapat dukungan penuh dari DAAD Jerman, lembaga pendanaan pendidikan internasional terbesar di dunia, serta melibatkan kolaborasi strategis bersama HRK (German Rectors’ Conference) yang menaungi 263 universitas di Jerman, University of Potsdam, AQAN (ASEAN Quality Assurance Network), EUA (European University Association) yang membawahi lebih dari 850 universitas di 48 negara Eropa, serta SEAMEO RIHED, badan resmi pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara.
Kegiatan yang berlangsung selama lima hari di Surabaya ini menghadirkan para pelatih penjaminan mutu dari Jerman serta delegasi terpilih dari negara-negara ASEAN.
TrainIQA Project Leader University of Potsdam, Frank Niedermeier, menyebutkan bahwa forum ini dihadiri delegasi dari sembilan negara, yakni Indonesia, Jerman, Laos, Thailand, Filipina, Myanmar, Timor Leste, Kamboja, dan Vietnam, dengan total peserta mencapai 80 orang.
Kehadiran berbagai lembaga internasional tersebut sekaligus menjadikan Surabaya sebagai pusat diskusi praktik penjaminan mutu pendidikan tinggi antara ASEAN dan Eropa.
Tahun ini, ASEAN-QA Forum mengangkat tema strategis, “Opportunities and Challenges in Higher Education Quality Assurance in the Era of AI”, yang membahas tantangan dan peluang kecerdasan buatan dalam dunia pendidikan tinggi.
Isu ini juga sejalan dengan berbagai kajian global. Dalam publikasi UNESCO berjudul “AI and the Future of Education: Disruptions, Dilemmas and Directions”, disebutkan bahwa AI telah mengubah cara manusia belajar dan mengajar. Sementara OECD melalui laporannya “Opportunities, Guidelines and Guardrails for Effective and Equitable Use of AI in Education” menegaskan bahwa perkembangan AI menuntut dunia untuk menata ulang sistem pendidikan, termasuk peran keterampilan manusia di masa depan.
Acara ini secara resmi dibuka oleh Rektor Universitas Ciputra Surabaya, Prof. Wirawan E.D., serta menghadirkan Dr. Trianggoro Wiradinata, Director of Apple Developer Academy sekaligus Vice Rector for Student Affairs, Employability, and Industry Collaboration, sebagai pembicara utama.
Sementara itu, sesi panel diisi para pakar penjaminan mutu internasional, antara lain Frank Niedermeier (University of Potsdam, Jerman), Prof. Dr. Duu Sheng Ong (Multimedia University, Malaysia), dan Prof. Dr. Philipp Pohlenz (University of Magdeburg, Jerman).
Penyelenggaraan TrainIQA dan ASEAN-QA Forum di Indonesia dinilai menjadi momentum strategis untuk menguatkan posisi Indonesia dalam peta mutu pendidikan tinggi global. Program TrainIQA sendiri telah berjalan sejak 2011 dan telah melatih lebih dari 200 pimpinan penjaminan mutu dari 70 universitas ASEAN, yang kini banyak berperan dalam kebijakan nasional di negara masing-masing.
Lenny Rosita, S.T., M.MT., Head of Institutional Development & Quality Enhancement Universitas Ciputra Surabaya, yang juga merupakan trainer pertama TrainIQA dari Indonesia sekaligus Secretary of Executive Committee ASEAN-QA Association dan Country Representative Indonesia, menegaskan bahwa kepercayaan DAAD kepada UC memiliki arti besar bagi Indonesia.
“Dipercaya menjadi tuan rumah oleh lembaga internasional adalah bukti bahwa Indonesia memiliki kapasitas untuk menjembatani dialog global mengenai mutu pendidikan tinggi.
TrainIQA dan ASEAN-QA Forum bukan sekadar forum akademik, tetapi ruang berbagi praktik terbaik, pertukaran pengetahuan, serta peluang konkret kolaborasi pendidikan antara ASEAN dan Eropa,” jelasnya.
Lenny juga menegaskan bahwa isu kecerdasan buatan (AI) menjadi fokus utama karena dampaknya tak bisa dihindari oleh perguruan tinggi mana pun di dunia.
“AI membuka peluang besar dalam efisiensi pembelajaran dan analisis mutu, tetapi juga membawa tantangan terhadap integritas akademik, keamanan data, serta kualitas asesmen. Melalui forum ini, kami bersama para pakar internasional merumuskan kerangka pemanfaatan AI yang etis, bertanggung jawab, dan berorientasi pada capaian pembelajaran mahasiswa,” tambahnya.
Universitas Ciputra Surabaya tidak hanya berperan sebagai tuan rumah, tetapi juga terlibat aktif dalam penguatan diskusi masa depan penjaminan mutu, khususnya dalam integrasi teknologi dan AI di lingkungan akademik.
“Kami ingin memastikan suara Indonesia hadir dalam pembahasan standar QA global. Keterlibatan UC di forum ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang kami untuk membangun budaya mutu berkelas internasional, sekaligus memperluas kerja sama konkret antar perguruan tinggi di kawasan ASEAN dan Eropa,” pungkas Lenny. (sms)
- Penulis: Shinta ms




