Peristiwa Erupsi Gunung Semeru kembali meletus dengan letusan setinggi 900 meter
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 41 menit yang lalu
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Gunung Semeru, yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Senin pagi. Letusan terjadi pada pukul 06.08 WIB dengan tinggi kolom letusan sekitar 900 meter di atas puncak atau 4.576 meter di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, dalam laporan tertulis menyebutkan bahwa erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 116 detik. Selain itu, Gunung Semeru telah tiga kali mengalami erupsi pada Senin pagi, yaitu pada pukul 05.09 WIB dengan tinggi kolom letusan sekitar 500 meter di atas puncak, kemudian pukul 05.58 WIB dengan tinggi kolom letusan 700 meter di atas puncak, dan pukul 06.08 WIB dengan tinggi letusan 900 meter di atas puncak.
Status Gunung Semeru
Status Gunung Semeru saat ini adalah Siaga atau Level III. Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan beberapa rekomendasi untuk masyarakat. Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Selain itu, masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Tindakan Pencegahan dan Penanganan
Pemerintah dan instansi terkait telah mengambil langkah-langkah pencegahan dan penanganan bencana akibat erupsi Gunung Semeru. Berbagai upaya dilakukan untuk memastikan keselamatan masyarakat dan pengungsi. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mempercepat penanganan bencana banjir di Sumatera dan memodifikasi cuaca demi mengurangi dampak cuaca ekstrem Semeru.
Tim bantuan juga telah dikirimkan untuk membantu penanganan erupsi Semeru. Pemprov Jatim menyiagakan personel untuk membantu masyarakat yang terdampak. Selain itu, Kementan salurkan pakan dan vitamin untuk ternak terdampak Semeru. Dinkes juga melaporkan bahwa kondisi dua korban luka bakar akibat awan panas Semeru terus membaik.
Rekomendasi dan Keamanan
Masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya yang bisa terjadi akibat erupsi Gunung Semeru. Beberapa rekomendasi penting disampaikan oleh PVMBG, termasuk larangan beraktivitas dalam radius tertentu dan menjaga jarak dari sungai serta lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Hal ini bertujuan untuk menghindari risiko terkena awan panas, guguran lava, dan lahar.
Selain itu, ada rekomendasi untuk terpusatnya pengungsian, seperti yang dilakukan di Merapi. Rencana pembangunan pos pengungsian terpusat bencana di Lumajang juga sedang dipertimbangkan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa masyarakat yang terdampak dapat mendapatkan perlindungan dan bantuan yang lebih efektif.
Informasi Terkini
Beberapa informasi terkini tentang erupsi Gunung Semeru dan penanganannya terus diperbarui. Misalnya, status Semeru turun dari Awas menjadi Siaga. Korban meninggal di Aceh, Sumut, dan Sumbar bertambah menjadi 442 jiwa. Sebanyak 4.292 warga terdampak bencana di Pasaman Barat masih mengungsi. BNPB juga percepat penanganan bencana banjir di Sumatera.
Erupsi Gunung Semeru memerlukan perhatian serius dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Dengan berbagai rekomendasi dan tindakan pencegahan yang telah diambil, diharapkan dapat meminimalisir risiko dan dampak bencana. Selain itu, kebersamaan dan koordinasi antara berbagai pihak sangat penting dalam menghadapi situasi darurat seperti ini. ***





Saat ini belum ada komentar