Pemkot Surabaya Memperkuat Kesiapsiagaan Bencana dengan Edukasi dan Kolaborasi
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Jum, 12 Des 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM –Â Surabaya, kota yang dikenal sebagai Kota Pahlawan, kini memperkuat upaya mitigasi bencana melalui pendekatan yang lebih inklusif dan kolaboratif. Pemerintah kota berkomitmen untuk menjadikan kesadaran individu sebagai fondasi utama dalam menghadapi ancaman bencana. Dengan bantuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), inisiatif ini menekankan bahwa kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kewajiban seluruh warga.
Peran Kesadaran Individu dalam Mitigasi Bencana
Kepala BPBD Surabaya, Irvan Widyanto, menegaskan bahwa setiap individu harus memiliki pengetahuan dasar tentang cara bertindak saat bencana terjadi. “Kesadaran bencana adalah kesadaran individu. Artinya, setiap warga harus tahu persis apa yang harus dilakukan ketika peristiwa bencana terjadi,” ujarnya.
Ia memberikan contoh sederhana, seperti ketika cuaca ekstrem terjadi, warga yang sadar bencana tidak akan mencari perlindungan di bawah pohon atau papan reklame, melainkan segera mencari bangunan permanen yang aman. Hal ini menjadi bagian dari upaya BPBD untuk menanamkan perilaku mitigasi yang konkret.
Potensi Bencana yang Perlu Diwaspadai
Menurut pemetaan BPBD, potensi bencana di Surabaya tidak hanya terbatas pada skala besar, tetapi juga mencakup bahaya yang sering terjadi, seperti angin kencang yang memicu pohon tumbang. Tiga potensi utama yang menjadi fokus mitigasi adalah gempa bumi, cuaca ekstrem, dan kebakaran.
Untuk membangun kesadaran terhadap tiga ancaman ini, BPBD melakukan edukasi secara masif melalui program Satuan Pendidikan Siaga Bencana. Program ini menyasar anak-anak mulai dari usia dini hingga tingkat SMP, baik sekolah negeri maupun swasta.
Kolaborasi Lintas OPD dalam Edukasi dan Pencegahan
Program ini juga melibatkan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM), Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP), serta Satpol PP. Tujuannya adalah untuk mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan di saluran air.
Inisiatif ini juga telah merambah ke institusi keagamaan, di mana tim gabungan OPD aktif melaksanakan mitigasi di seluruh pondok pesantren di Surabaya. DLH mengajarkan pengelolaan sampah, DSDABM fokus pada pemeliharaan saluran air, dan Disperkim turut memeriksa konstruksi bangunan pesantren.
Layanan Kedaruratan yang Lebih Cepat dan Efisien
Selain imbauan pencegahan, BPBD Surabaya terus meningkatkan layanan kedaruratan. Salah satu layanan utama yang tersedia adalah pusat kendali (command center) Call 112. Sebagai inovasi tambahan, warga kini dapat melaporkan situasi darurat melalui pesan singkat WhatsApp ke nomor 081131112112.
Pemkot Surabaya juga menyiapkan 10 Posko Terpadu yang tersebar di seluruh penjuru kota. Setiap posko siaga 24 jam untuk membantu warga dalam kondisi emergency. Lokasi posko tersebut mencakup wilayah seperti Surabaya Timur, Utara, Pusat, Wiyung, Mastrip, Kedurus, Jemursari, Dukuh Pakis, Selatan, dan Barat.
Semangat Gotong Royong dalam Mitigasi Bencana
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Surabaya, Linda Novanti, menekankan bahwa di samping kesadaran individu, kunci utama mitigasi adalah semangat guyub dan gotong royong masyarakat. Menurutnya, warga harus tetap tenang dan meningkatkan kesiapsiagaan dari hal-hal kecil, seperti menyiapkan dokumen penting agar mudah diselamatkan.
Linda juga mengingatkan bahwa partisipasi aktif dan kolektif sangat dibutuhkan dalam menghadapi dampak langsung bencana. “Selain itu, meningkatkan kepatuhan berlalu lintas juga penting sebagai bagian dari kesadaran darurat,” katanya. ***





Saat ini belum ada komentar