Stunting Adalah Kondisi Gagal Tumbuh Kembang Anak Secara Fisik, Tandanya Apa Saja?
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Kam, 27 Nov 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Permasalahan stunting hingga kini masih menjadi salah satu isu serius dalam kesehatan masyarakat, khususnya di negara berkembang termasuk Indonesia. Meski kerap dianggap sebatas masalah tinggi badan, stunting sejatinya berkaitan dengan tumbuh kembang anak secara menyeluruh, baik fisik maupun kemampuan kognitif. Kondisi ini muncul akibat kurangnya asupan nutrisi dalam jangka panjang, riwayat penyakit infeksi, hingga pola asuh yang tidak optimal.
Pemerintah bersama dengan tenaga kesehatan terus mengeluarkan kebijakan strategis guna menurunkan angka stunting di tingkat nasional. Namun, upaya ini tidak akan berjalan maksimal tanpa kesadaran dan partisipasi keluarga dalam memahami bahaya serta tanda-tanda awal kondisi tersebut. Jika tidak segera ditangani pada masa awal, stunting dapat menyebabkan dampak yang bersifat permanen sepanjang hidup seseorang.
Di sisi lain, pemahaman masyarakat terhadap stunting masih kerap keliru. Banyak orang tua baru menyadari kondisi anak setelah terlambat, bahkan ada yang menganggap tubuh pendek adalah faktor keturunan semata. Padahal, hampir 80 persen kasus stunting dapat dicegah apabila intervensi dilakukan sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
Pengertian Stunting

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang ditandai tinggi badan tidak sesuai standar usia akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, serta kurangnya stimulasi perkembangan. Kondisi ini umumnya terjadi pada anak usia di bawah lima tahun dan sering kali tidak terdeteksi karena proses pertumbuhannya berlangsung secara perlahan.
Dampak stunting tidak hanya terlihat pada fisik, tetapi juga memengaruhi kecerdasan, sistem imun, dan produktivitas pada usia dewasa. Anak dengan stunting berisiko lebih tinggi mengalami obesitas, penyakit jantung, diabetes, hingga kesulitan dalam proses pembelajaran.
Penyebab Utama Stunting
Beberapa faktor yang paling berkontribusi terhadap terjadinya stunting antara lain:
- Kurangnya Asupan Gizi: Kekurangan nutrisi penting seperti protein, zat besi, kalsium, dan yodium sejak masa kehamilan hingga awal masa pertumbuhan.
- Infeksi Berulang: Penyakit seperti diare, ISPA, dan infeksi saluran pencernaan dapat menghambat penyerapan nutrisi sehingga pertumbuhan anak terganggu.
- Pola Asuh Kurang Tepat: Minimnya pengetahuan orang tua mengenai gizi seimbang, kebersihan, dan stimulasi dini turut memperburuk risiko terjadinya stunting.
- Sanitasi Buruk dan Air Tidak Layak: Lingkungan kotor meningkatkan risiko paparan bakteri dan menyebabkan infeksi berulang.
- Akses Kesehatan Terbatas: Tidak terpenuhinya layanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita menjadi penghambat deteksi dini serta penanganan.
Langkah Pencegahan Stunting
Pencegahan stunting membutuhkan keterlibatan keluarga, tenaga kesehatan, serta dukungan lingkungan. Beberapa langkah yang direkomendasikan meliputi:
- Mencukupi kebutuhan gizi untuk ibu hamil dan anak-anak
- Memberikan ASI secara penuh selama enam bulan pertama
- Menyediakan MPASI bergizi sesuai kebutuhan tumbuh kembang
- Rutin memantau pertumbuhan di posyandu
- Menjaga kebersihan lingkungan dan sanitasi
- Meningkatkan pemahaman tentang cara mendidik dan memberikan stimulasi pada anak
Penanganan dan pencegahan stunting adalah investasi jangka panjang bagi kualitas generasi masa depan. Semakin cepat kondisi ini terdeteksi, semakin besar peluang anak kembali tumbuh optimal dan bebas dari risiko kesehatan berkelanjutan.***





Saat ini belum ada komentar