Ayah di Surabaya yang Berhasil Menjadi Pelukis Andal Bersama Anaknya Slow Learner
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sab, 1 Nov 2025
- comment 0 komentar


DIAGRAMKOTA.COM – Tanggal 12 November diperingati sebagai Hari Ayah Nasional. Tanggal tersebut menjadi kesempatan penting untuk menghargai jasa, kasih sayang, dan usaha seorang ayah di dalam keluarga maupun masyarakat.
Banyak kisah perjuangan seorang ayah dalam keluarga yang menyentuh hati. Salah satu cerita menyedihkan berasal dari Dadang Sudarto (40). Selama hampir dua tahun, Dadang berjuang sendirian dalam merawat putranya yang diketahui memiliki kondisi lambat belajar dan hiperaktif.
Anak dengan kemampuan belajar lambat merupakan anak yang memiliki potensi intelektual di bawah rata-rata, namun tidak termasuk dalam kategori tuna grahita, dengan angka IQ berkisar antara 70 hingga 89. Ciri-cirinya meliputi kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan masalah, serta mudah lupa. Anak dalam kategori ini memerlukan pendekatan dan bantuan pembelajaran yang sesuai agar dapat mencapai hasil akademik yang optimal.
“Istriku meninggal saat Rizky lulus SD. Sekarang Rizky sudah masuk SMP kelas satu,” kata Dadang kepada Basra, Rabu (12/11).
Di sehari-harinya, Dadang menjual mi ayam di wilayah Masjid Agung Surabaya. Hal ini dilakukan sambil merawat putranya, Mohammad Rizky Sudarto, yang memiliki keterlambatan belajar. Meskipun menjadi orang tua tunggal, Dadang tetap sangat perhatian dalam merawat anaknya.
Dadang menceritakan, ketika Rizky masih balita pernah dibawa ke dokter serta mencoba pengobatan alternatif sebagai terapi. Namun hal tersebut tidak memberikan hasil yang diinginkan oleh Dadang dan almarhum istrinya. Rizky tetap tidak menunjukkan perkembangan apa pun.
Akhirnya, ketika Rizky mulai masuk SLB, Dadang bertemu dengan guru di sekolah tersebut yang menjadi awal dari proses penyembuhan Rizky.
“Saya dan almarhumah istri telah berusaha maksimal dalam mencari pengobatan untuk Rizky, agar bisa seperti anak-anak biasanya. Kami sudah mengunjungi dokter hingga pengobatan alternatif, tetapi tidak ada hasilnya,” katanya.
“Kemudian saya bertemu dengan seorang guru di SLB yang mengajarkan terapi untuk anak seperti Rizky. Saya latih di rumah, Alhamdulillah Rizky mulai menunjukkan kemajuan, memang dibutuhkan kesabaran dan ketelitian,” tambahnya.
Ketekunan dan kesabaran Dadang bersama almarhum istrinya dalam merawat anak yang memiliki kebutuhan khusus seperti Rizky membuahkan hasil. Ketika berusia 7 tahun, Rizky mulai mampu mengucapkan kata-kata sederhana.
“Rizky berusia 7 tahun baru mampu berbicara, hal ini menjadi semangat bagi saya dan almarhum istri untuk lebih giat merawat Rizky,” katanya.
Namun ketika Rizky menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, nasib buruk datang. Ibunya Rizky meninggal dunia akibat sakit dan meninggal tepat saat Rizky lulus SD di SLB.
“Saat anaknya mulai bisa berbicara dengan lancar dan mulai mandiri, ibunya meninggal,” ujar Dadang pelan.
Tidak ingin Rizky terus berduka hingga mengganggu kesehatan mentalnya, Dadang selalu berada di samping putranya. Bahkan Dadang ikut serta mengajak Rizky menjual mi ayam. Tindakan ini dilakukan oleh Dadang agar Rizky tidak merasa sendirian.
“Jika libur sekolah, dia ikut saya berjualan sejak pagi. Namun, jika sedang sekolah, dia baru pergi ke tempat jualan setelah pulang sekolah,” tambahnya.
Ketekunan dan kesabaran Dadang sebagai orang tua tunggal dalam mendidik Rizky akhirnya mulai membuahkan hasil. Rizky berhasil meraih berbagai penghargaan melalui lomba melukis yang ia ikuti.
Ia memang memiliki bakat di bidang seni. Pernah meraih juara ketiga tingkat Kota Surabaya dalam lomba melukis. Kini Rizky mulai fokus pada kesenian karawitan di sekolah,” katanya.
Meskipun Dadang mengakui bahwa cara komunikasi Rizky hingga saat ini masih belum mampu fokus, bakat seni yang dimiliki putranya membuatnya merasa bangga.
“Jika diajak berbicara belum terlalu lancar, kita bicara apa dia menjawabnya begitu. Namun Rizky kini sudah sampai pada titik ini, yang sangat saya syukuri. Dia sangat luar biasa bagi saya,” katanya dengan lembut.
Bapak Dadang juga memberi pesan kepada mereka yang memiliki anak khusus agar tetap sabar dan tekun dalam merawat anaknya. Pasti kesabaran yang ditanam akan menghasilkan buah yang indah.
“Usaha tidak akan sia-sia, kita terus berusaha dan berdoa, Tuhan akan menunjukkan kekuasaan-Nya,” tutupnya. ***





Saat ini belum ada komentar