Radiasi Cesium-137 Rendah, Pabrik Cengkeh Surabaya Tetap Beroperasi
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sen, 6 Okt 2025
- comment 0 komentar

Masyarakat Surabaya Lega, Radiasi Cesium-137 pada Produk Cengkeh Rendah
DIAGRAMKOTA.COM – Masyarakat Surabaya akhirnya bisa merasa lebih tenang setelah hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar radiasi Cesium-137 pada produk cengkeh yang diolah di kota tersebut sangat rendah. Hal ini membuat pabrik pengolahan cengkeh tidak perlu ditutup seperti yang terjadi di Cikande, Banten. Kabar baik ini disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq di Jakarta.
Menurut Hanif, tim yang diterjunkan telah melakukan pengecekan di sebuah pabrik di Surabaya terkait adanya temuan cengkeh yang terpapar Cesium-137. Hasilnya, tidak ditemukan cemaran Cesium-137 di pabrik tersebut. Berbeda dengan kasus di Cikande, Banten, di mana sumber radiasi ditemukan di kawasan industri tersebut.
Hanif menjelaskan bahwa laporan dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) menyebutkan bahwa nilai radiasi Cesium-137 pada cengkeh itu berkisar antara 0,04 hingga 0,07 poin. Angka ini termasuk dalam kategori radiasi latar belakang alami. “Di alam memang seperti itu,” ujar Hanif.
Meskipun demikian, pihaknya masih menunggu produk cengkeh yang direimpor atau dipulangkan kembali dari Amerika Serikat ke Indonesia. Pemeriksaan radiasi akan dilakukan secara langsung pada produk tersebut. Diperkirakan cengkeh tersebut tiba di Indonesia pada 30 Oktober.
Hanif menegaskan bahwa hasil pemeriksaan saat ini menunjukkan bahwa pabrik pengolahan cengkeh di Surabaya aman. Namun, berbeda dengan situasi di Cikande yang ditemukan sumber radiasi Cesium-137. Oleh karena itu, diperlukan tindakan khusus berupa pengangkutan material radiasi dan dekontaminasi di kawasan tersebut.
Penanganan Radiasi di Kawasan Industri Cikande
Hanif juga memberikan update mengenai penanganan radiasi Cesium-137 di Kawasan Industri Modern Cikande, Banten. Ia menyampaikan bahwa tim kembali menemukan satu titik sumber radiasi. Sehingga total ada sebelas titik yang ditemukan. Dari jumlah tersebut, tim sudah melakukan pengambilan sumber radiasi di empat titik. Sisanya masih tujuh titik lainnya yang belum ditangani.
Proses pengambilan sumber radiasi tidak bisa dilakukan sembarangan. Harus mematuhi prosedur keamanan dan keselamatan terkait bahaya radiasi. Hanif menegaskan bahwa proses pengambilan material dilakukan dengan hati-hati. Setiap orang hanya boleh berada di lokasi tersebut selama dua menit. Setelah dua menit, petugas harus diganti agar tidak terkena paparan radiasi.
Sebelumnya, sudah ada sembilan pekerja di kawasan industri Cikande yang positif terpapar radiasi Cesium-137. Mereka sedang menjalani perawatan khusus untuk meluruhkan radiasinya.
Peringatan dari Ahli Kesehatan
Pengamat kesehatan sekaligus Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan bahwa meskipun kadar Cesium-137 masih di bawah ambang batas intervensi FDA yang sebesar 1.200 Bq/kg, masyarakat tetap diminta untuk menghindari konsumsi produk tersebut. Meskipun tidak memberikan efek akut, paparan jangka panjang dan berulang dapat meningkatkan risiko kesehatan, termasuk kemungkinan meningkatnya risiko kanker akibat kerusakan DNA.
Tjandra juga menjelaskan bahwa Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR) dari CDC Amerika Serikat menyebut bahwa paparan tinggi Cesium-137 umumnya hanya terjadi akibat kecelakaan nuklir atau ledakan bom atom. Hal itu dapat menyebabkan sindrom radiasi akut dengan gejala mual, muntah, hingga kematian.
Ia juga mengingatkan bahwa paparan cesium dapat masuk ke tubuh manusia melalui beberapa cara, seperti konsumsi makanan dari tanah tercemar, kedekatan dengan sumber radioaktif, pekerjaan di industri pengolahan cesium, dan tinggal di daerah dengan limbah radioaktif tidak terkontrol.
Saat ini belum ada komentar