Sosok Anggota DPRD Gresik yang Disangkakan Minta Rumah Murah Terungkap
DIAGRAMKOTA.COM – Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gresik, Jawa Timur, kembali menjadi sorotan setelah dugaan permintaan rumah dengan harga khusus kepada pengembang perumahan. Insiden ini terjadi dalam sebuah pertemuan antara kuasa hukum perusahaan dan sejumlah anggota komisi di DPRD.
Pengakuan Kuasa Hukum Perusahaan
Kuasa hukum perumahan The Oso, Debby Puspita Sari, mengungkap bahwa Wakil Ketua Komisi III DPRD Gresik, Abdullah Hamdi, meminta jatah dua unit rumah dengan harga diskon. Permintaan tersebut disampaikan saat rapat di ruang fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPRD Gresik.
Debby menjelaskan bahwa pada pertemuan tersebut, Hamdi menanyakan harga rumah di The Oso. Setelah mendengar informasi, ia langsung menyampaikan keinginannya untuk membeli dua unit dengan harga lebih murah.
“Saya jawab iya pak. Saya gratis di kasih sama owner satu rumah. Terus dia bilang enak ya dadi sampean, terus aku oleh opo?” ujar Debby, menirukan percakapan yang terjadi.
Permintaan itu kemudian disampaikan kepada pemilik perumahan. Menurut Debby, Hamdi meminta dua unit rumah dengan harga Rp200 juta.
Reaksi dari Anggota DPRD
Abdullah Hamdi mengaku bahwa dirinya hanya bercanda saat membicarakan hal tersebut. Ia menegaskan bahwa pertemuan dengan Debby bersifat santai dan tidak ada niatan serius.
Hamdi mengatakan bahwa mereka hanya berdiskusi biasa tentang harga dan ukuran rumah. “Itu hanya guyon-guyon saja,” ujarnya.
Ia juga menyangkal adanya janji dukungan resmi dari DPRD jika permintaannya dipenuhi. “Tidak benar itu. Kami yang di DPRD, terutama kami yang di pimpinan sangat disudutkan dengan berita itu,” tambahnya.
Penyelesaian Masalah
Ketua DPRD Gresik, Muhammad Syahrul Munir, menegaskan bahwa insiden ini murni disebabkan oleh kesalahpahaman. Ia menilai bahwa semua pihak telah menyelesaikan masalah secara damai.
Sementara itu, pemilik perumahan The Oso, Fathir, menyatakan bahwa semua isu yang beredar hanya sebatas negosiasi. “Ini wajar. Banyak orang yang biasanya melakukan negosiasi saat membeli rumah,” ujarnya.
Komentar Publik
Meski penyelesaian sudah dilakukan, isu ini tetap menjadi perhatian publik. Sejumlah warga menilai pentingnya transparansi dalam hubungan antara lembaga legislatif dan pengembang.
DPRD Gresik juga menegaskan komitmennya untuk mendukung investasi yang masuk ke wilayah tersebut. Namun, mereka juga menekankan pentingnya melindungi kepentingan masyarakat dari konflik yang terjadi selama proses pembangunan. (*)