Prabowo Ubah Strategi Ekonomi 2025 di Era Jokowi, Ini Daftarnya
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sel, 16 Sep 2025
- comment 0 komentar

Perubahan Sasaran Ekonomi di Era Pemerintahan Prabowo
DIAGRAMKOTA.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menetapkan beberapa target ekonomi makro untuk tahun 2025. Namun, setelah pemerintahan Prabowo Subianto mengambil alih, terdapat perubahan signifikan dalam beberapa sasaran tersebut. Peraturan Presiden No.79/2025 yang ditandatangani pada 30 Juni 2025 mencerminkan perubahan strategi pemerintahan baru dalam menghadapi tantangan ekonomi.
Pertumbuhan Ekonomi
Dalam rencana pemerintahan Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan berada di kisaran 5,3% hingga 5,6%. Sementara itu, pemerintahan Prabowo memilih batas bawah pertumbuhan ekonomi di angka 5,3%. Meski demikian, target ini tidak jauh berbeda dari versi sebelumnya, namun menunjukkan penyesuaian terhadap situasi saat ini.
Inflasi
Tidak ada perubahan signifikan dalam target inflasi. Keduanya sama-sama menetapkan angka 2,5% dengan toleransi plus minus 1%.
Nilai Tukar Rupiah
Pemerintahan Prabowo menargetkan nilai tukar rupiah lebih tinggi dibandingkan era Jokowi. Dalam perpres era Prabowo, rupiah diperkirakan berada di kisaran 16.000 hingga 16.900 per dolar AS, sedangkan target era Jokowi berada di kisaran 15.000 hingga 15.900.
Cadangan Devisa
Sasaran cadangan devisa di era Prabowo lebih tinggi, yaitu US$162,4 miliar. Sementara itu, versi Jokowi hanya menetapkan target antara US$143,3 miliar hingga US$147,2 miliar.
Kontribusi Manufaktur ke PDB
Kedua pemerintahan memiliki kesamaan dalam target kontribusi manufaktur terhadap PDB, yaitu sebesar 20,8%.
Rasio Pendapatan Negara
Rasio pendapatan negara di era Prabowo ditetapkan sebesar 12,36% dari PDB, sedikit lebih tinggi dari target era Jokowi yang berada di angka 12,30%.
Rasio Perpajakan
Target rasio perpajakan di era Prabowo sebesar 10,24%, sedangkan versi Jokowi berada di kisaran 10,1% hingga 10,3%.
Defisit Keseimbangan Primer
Pemerintahan Prabowo menetapkan defisit keseimbangan primer di angka 0,26%, sedangkan era Jokowi menargetkan 0,14% hingga 0,61%.
Defisit APBN
Defisit APBN di era Prabowo ditetapkan sebesar 2,53%, berada di tengah-tengah target era Jokowi yang berada di kisaran 2,29% hingga 2,82%.
Rasio Utang terhadap PDB
Target rasio utang terhadap PDB di era Prabowo sebesar 39,15%, sedangkan era Jokowi menetapkan kisaran 37,82% hingga 38,71%.
Pertumbuhan Investasi
Pertumbuhan investasi di era Prabowo ditetapkan lebih rendah, yaitu 5,61%, sedangkan target era Jokowi berada di kisaran 6,5% hingga 7,8%.
Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 6%
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 6,5% jika likuiditas tetap terjaga. Ia menilai pentingnya pasokan uang dalam sistem untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Ia mengamati bahwa pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 6% karena pertumbuhan uang primer di atas 17% dan kredit yang melonjak hingga 22%. Sebaliknya, pada masa Jokowi, pertumbuhan ekonomi hanya sedikit di bawah 5% akibat penurunan pertumbuhan uang beredar.
Menurut Purbaya, penggabungan model era SBY dan Jokowi bisa menjadi solusi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan memperkuat peran sektor swasta dan fiskal pemerintah, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6,5%.
Langkah Awal untuk Meningkatkan Likuiditas
Salah satu langkah awal yang telah dilakukan adalah menyalurkan Rp200 triliun dari kas pemerintah di Bank Indonesia ke sistem perbankan. Dari total Rp425 triliun, sebagian dialirkan untuk memperlonggar likuiditas dan memberi ruang tumbuh bagi sektor riil.
Purbaya juga berkomitmen untuk memperbaiki serapan anggaran yang sering kali lambat. Dia akan memantau kinerja belanja secara rutin dan meminta unit-unit kementerian/lembaga untuk mempercepat eksekusi program. Tujuannya adalah menciptakan kondisi yang memungkinkan agen-agen ekonomi bergerak dan berkembang.
Saat ini belum ada komentar