Birokrasi Berbelit, Salah Satu Wartawan Keluhkan Proses Pengurusan Kehilangan dan Perpanjangan STNK di Samsat Ketintang

DIAGRAMKOTA.COM — Salah satu wartawan diagramkota.com mengeluhkan rumitnya proses birokrasi dalam pengurusan kehilangan dan perpanjangan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Ketintang, Surabaya.

Prosedur yang panjang dan tidak efisien dinilai menyulitkan masyarakat, terutama bagi mereka yang ingin menyelesaikan dua keperluan sekaligus, yaitu pelaporan STNK hilang dan perpanjangan masa berlaku dokumen tersebut.

“Saya sudah mengikuti prosedur sesuai arahan petugas, namun tetap harus bolak-balik antara kantor kepolisian laporan kehilangan, Polda, samsat kolombo dan kembali lagi ke Samsat ketintang di loket duplikat di suruh lagi ke polsek minta surat BAP padahal sudah ada surat kehilangan dari polsek tapi diminta lagi BAP hanya melelahkan, tapi juga foto copy KTA Wartawan  dicopot dikembalikan dengan ucapan tidak perlu pakai KTA, Kejadian ini memperkuat kesan propesi wartawan, padahal disebelah loket  kaca fiskal terpampang stiker bertuliskan bagi teman teman pers media wajib melampirkan kartu tanda anggota (KTA), membingungkan!! ini juga memakan waktu dan tenaga,” ujar wartawan teguh diagramkota.com.

Berhenti di loket tersebut, wartawan hanya bisa mengingat, mencatat, mendokumentasikan di area samsat tersebut. Karena wartawan yakin, jika fragment-fragmen ini dikumpulkan, bukan hanya cerita tentang pajak STNK saja tapi banyak hal sesuatu yang perlu disuarakan.

Ini adalah potret kecil bangsa kita yang penuh harapan bisa membayar pajak, tapi sering terjebak prosedur, di satu sisi, masyarakat hanya bagian kecil dari sistem yang besar. Tapi di sisi lain, jadi saksi bisu berbagai cerita yang mungkin tak akan pernah sampai ke meja pembuat kebijakan. Saya melihat langsung bagaimana kebijakan yang tampak ideal di atas kertas bisa terasa rumit di lapangan.

Tentang kesabaran, empati, bagaimana sebuah sistem bisa menjadi terlalu kaku hingga memaafkan sisi kemanusiaannya, di tengah hiruk-pikuk layanan.

Masyarakat pembayar pajak sebenarnya menginginkan kebijakan penerapan sistem digital yang lebih optimal, sehingga proses pelaporan kehilangan dan perpanjangan STNK dapat dilakukan secara efisien, tanpa harus melalui banyak tahapan manual yang kerap menyita waktu.(dk/tgh)