DIAGRAMKOTA.COM – PT Tambang Meranti Mulia Sejahtera (TMMS), sebuah perusahaan nasional yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan dan penyewaan alat berat, berhasil mencatat pencapaian penting melalui perpanjangan kontrak strategis dengan PT Bumi Konawe Minerina (BKM). BKM merupakan bagian dari Aquila Group, sebuah konglomerat global yang turut mencakup Solway, perusahaan tambang dan logam berbasis di Swiss.
Solway mengelola tambang serta fasilitas peleburan di berbagai negara seperti Guatemala, Ukraina, dan Makedonia, dengan fokus utama pada produksi nikel. Kemitraan ini semakin memperkuat posisi TMMS sebagai pemain utama dalam industri tambang Indonesia. Selain itu, langkah strategis ini menjadi persiapan TMMS untuk melantai di Bursa Efek Indonesia melalui Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2025.
Kontrak baru yang berlaku hingga akhir 2025 ini melanjutkan kerja sama yang sudah dimulai sejak akhir 2022. Direktur Utama TMMS, Herryan Syahputra, S.T., M.T., mengungkapkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari kinerja konsisten yang telah ditunjukkan perusahaan.
“Kinerja TMMS yang terbukti baik memberikan kami kepercayaan untuk melanjutkan kontrak hingga dua tahun mendatang. Bahkan, ada potensi kemitraan ini berlanjut hingga tambang selesai beroperasi,” jelas Herryan.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi dengan perusahaan besar seperti BKM tidak hanya memberikan pengalaman berharga tetapi juga membangun kepercayaan, yang menjadi kunci dalam keberlanjutan bisnis TMMS.
Sejak dimulainya kerja sama dengan BKM, kapasitas operasional TMMS mengalami peningkatan signifikan. Saat ini, perusahaan mengelola lebih dari 100 unit alat berat di lokasi tambang, memungkinkan mereka untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan.
“Inovasi menjadi kunci kesuksesan kami, termasuk melalui penerapan preventive maintenance guna menjaga kinerja alat berat. Hal ini membantu menekan biaya operasional sekaligus mendukung mitigasi dampak lingkungan,” tutur Herryan.
TMMS juga berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan dengan menerapkan sistem oil trap untuk mencegah pencemaran, serta melakukan efisiensi bahan bakar dengan menambahkan zat aditif untuk mengurangi emisi karbon. Selain itu, perusahaan berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat lokal melalui pembukaan lapangan kerja dan berbagai kegiatan sosial.
Kepercayaan BKM terhadap TMMS turut memperkuat rencana IPO perusahaan, yang akan menawarkan 797 juta saham ke publik atau setara dengan 20,07% dari modal disetor. Dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal, termasuk pengadaan alat berat baru, serta mendukung modal kerja anak perusahaan, PT Meranti Bumi Persada (MBP).
Dengan permintaan global terhadap nikel yang terus meningkat, terutama untuk baterai kendaraan listrik dan industri teknologi, TMMS optimis dapat memenuhi kebutuhan pasar sekaligus menciptakan stabilitas pendapatan jangka panjang.
“Permintaan nikel tidak hanya berasal dari industri kendaraan listrik, tetapi juga untuk produksi stainless steel dan baja. Ini adalah peluang emas bagi TMMS untuk terus berkembang,” ujar Herryan.
Melalui inovasi berkelanjutan, kerja sama dengan mitra internasional, serta prospek pasar yang cerah, TMMS siap memperkuat posisinya sebagai perusahaan tambang nasional dengan visi global. (dk/nw)