DPRD Surabaya: Warga Harus Dapat Berkah Revitalisasi Kota Tua

DIAGRAMKOTA.COM – Di hari ulang tahun Kota Surabaya ke-731, Imam Syafi’i menemani Max Meijer dan Dr. Petra Timmer, pakar warisan budaya dan museum dari Belanda, menyusuri perkampungan bersejarah di dekat Jembatan Merah bersama Nanang Purwono, mantan Pemred Jawa Pos TV dan aktivis Begandring.

“Nantinya, sekali jalan, turis bisa langsung menikmati ketiga kawasan wisata itu dengan nuansa berbeda,” ujar Imam, menjelaskan rencana Pemkot Surabaya untuk merevitalisasi kawasan Jembatan Merah, Pecinan, dan Sunan Ampel menjadi destinasi wisata kota tua yang terintegrasi.

Screenshot 2025 06 03 13 17 57 67 6012fa4d4ddec268fc5c7112cbb265e7

Imam menyebut Pemkot telah menggelontorkan anggaran besar untuk mempercantik kawasan ini, termasuk melebarkan pedestrian, mengecat bangunan tua, dan menanam kabel di bawah tanah. Namun, investasi ini harus memberikan manfaat langsung bagi warga setempat.

Menurut Imam, warga harus mendapat ‘berkat’ dari program yang dibiayai uang rakyat ini. Perekonomian mereka harusnya kali pertama tumbuh jika makin banyak pelancong berdatangan.

“Jangan sampai warga yang kini berjualan malah menjadi penonton, bahkan dipinggirkan dengan atas nama kekumuhan,” tegas Imam Syafi’i, anggota Komisi A DPRD Surabaya ini.

Rombongan juga mengunjungi gedung lawas Siropen, pabrik sirup pertama di Indonesia yang dibangun pada tahun 1923, dan menikmati kopi di warung kaki lima Bu Mei.

Max Meijer dan Dr. Petra Timmer memuji upaya revitalisasi kota tua Surabaya. Mereka menyebut revitalisasi kota tua sebagai contoh yang baik tentang bagaimana menghargai dan melestarikan warisan budaya.

“Namun, penting untuk memastikan bahwa warga setempat juga mendapatkan manfaat dari upaya ini,” kata Dr. Petra Timmer.

Imam berharap revitalisasi kota tua dapat meningkatkan pariwisata dan perekonomian Surabaya, sekaligus melestarikan sejarah dan budaya kota. Namun, keberhasilannya akan bergantung pada sejauh mana warga setempat dilibatkan dan mendapatkan manfaat dari proyek ini. (dk/nw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *