3 Faktor Mihailo Perovic Melempem di Persebaya Surabaya! Wajib Evaluasi Jelang Hadapi Persija Jakarta
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sen, 6 Okt 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM — Mihailo Perovic tengah menghadapi ujian berat dalam kariernya bersama Persebaya Surabaya di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Penyerang asal Montenegro itu masih beradaptasi dengan cuaca tropis, gaya permainan cepat dan fisik, serta tekanan besar dari ribuan Bonek yang selalu menuntut kemenangan.
Harapan besar sempat disematkan padanya saat pertama kali didatangkan awal musim ini. Catatan impresif bersama FK Jezero di Montenegro dengan 16 gol dari 35 laga membuat publik yakin Perovic akan menjadi mesin gol baru Green Force.
Namun kenyataan di lapangan jauh dari ekspektasi. Hingga pekan ke-7 Super League 2025/2026, Perovic baru mampu mencetak satu gol dari total delapan gol yang dikoleksi Persebaya Surabaya musim ini.
Produktivitas lini depan pun menjadi sorotan tajam.
Persebaya Surabaya hanya bergantung pada Bruno Moreira yang mencetak tiga gol dan Francisco Rivera dengan dua gol, sedangkan kontribusi Perovic masih minim untuk ukuran pemain asing di posisi striker utama.
Padahal, pengalaman pemain berusia 28 tahun itu tidak bisa dianggap remeh.
Ia pernah memperkuat tujuh klub Eropa termasuk Zorya Lugansk (Ukraina) dan NK Olimpija Ljubljana (Slovenia), serta menjadi bagian dari timnas Montenegro kelompok usia U17 hingga U21.
Meski memiliki pengalaman mentereng, Perovic belum mampu beradaptasi sempurna dengan atmosfer sepak bola Indonesia yang unik dan penuh tekanan.
Setidaknya ada tiga faktor utama yang membuatnya belum tampil maksimal bersama Persebaya Surabaya musim ini.
Faktor pertama adalah adaptasi terhadap cuaca tropis Indonesia yang sangat berbeda dengan Eropa Timur.
Bermain dalam suhu panas dan kelembapan tinggi membuat fisiknya kerap terkuras lebih cepat, terutama di laga-laga sore yang menuntut stamina ekstra.
Perovic sendiri mengakui perubahan iklim menjadi tantangan besar baginya. Tubuhnya masih beradaptasi dengan intensitas latihan dan kondisi cuaca yang membuat pemulihan fisik berjalan lebih lambat.
Faktor kedua adalah perbedaan gaya permainan liga Indonesia yang lebih cepat dan mengandalkan duel fisik.
Jika di Eropa ia terbiasa dengan tempo terukur dan pola serangan terorganisir, di Super League permainan berjalan lebih dinamis dengan pressing ketat sejak awal pertandingan.
Situasi itu membuatnya sering kehilangan momentum dalam duel satu lawan satu dengan bek lawan yang agresif.
Pergerakannya pun kerap terputus karena belum sepenuhnya memahami ritme permainan Persebaya Surabaya yang mengandalkan kecepatan dan transisi cepat.
Faktor ketiga yang tidak kalah penting adalah tekanan besar dari suporter dan ekspektasi tinggi publik Surabaya.
Sebagai kota dengan fanatisme luar biasa, setiap pemain asing yang datang ke Persebaya Surabaya selalu dituntut tampil cemerlang sejak laga pertama.
Sorotan tajam dari Bonek di tribun dan media sosial menjadi ujian mental tersendiri bagi Perovic.
Ketika peluang emas gagal dikonversi menjadi gol, kritik langsung datang bertubi-tubi dan membuatnya harus memiliki ketahanan mental luar biasa.
Meski begitu, Perovic menegaskan dirinya tidak akan menyerah menghadapi masa sulit ini. Ia masih percaya bisa menemukan ritme permainan terbaik dan memberi kontribusi nyata bagi Persebaya Surabaya.
“Tidak mudah bermain sepak bola di sini. Kualitas liga ternyata sangat bagus, jauh lebih ketat dari yang saya bayangkan,” ujarnya dengan nada optimistis.
Ia juga berkomitmen untuk terus beradaptasi dan meningkatkan performanya di laga-laga berikutnya.
“Saya perlu meningkatkan diri agar bisa menunjukkan lebih banyak kepada para penggemar. Kami tahu apa yang harus dilakukan, dan kami akan berusaha lebih baik lagi,” tambahnya.
Sementara itu, pelatih Eduardo Perez memilih untuk tetap tenang menghadapi sorotan terhadap striker barunya itu. Menurut pelatih asal Spanyol tersebut, kontribusi Perovic tidak bisa dinilai hanya dari jumlah gol yang dicetak.
“Mihailo pemain yang sangat penting. Orang-orang hanya melihat dari sisi mencetak gol, padahal banyak transisi dan peluang lahir dari kemampuannya mengontrol bola,” kata Perez.
Ia juga menegaskan keyakinannya Perovic akan segera menunjukkan ketajamannya.
“Saya percaya 100 persen kepadanya. Dia pemain fantastis dan saya yakin dalam waktu dekat dia akan memberi banyak kabar baik untuk Persebaya,” tegasnya.
Kini, dengan jeda kompetisi sebelum menghadapi Persija Jakarta di pekan ke-9 Super League 2025/2026, evaluasi tentu menjadi keharusan bagi Persebaya Surabaya.
Momentum ini harus dimanfaatkan untuk memperbaiki chemistry antara Perovic dan lini tengah agar lebih padu dalam membangun serangan.
Jika mampu menyesuaikan diri dengan cepat dan memanfaatkan dukungan penuh dari pelatih, bukan tidak mungkin Perovic akan bangkit dan menjawab kritik dengan performa apik.
Persebaya Surabaya jelas membutuhkan ketajamannya untuk kembali bersaing di papan atas Super League.
Mihailo Perovic kini berada di persimpangan penting dalam kariernya di Indonesia.
Momen melawan Persija nanti bisa menjadi titik balik untuk membuktikan dirinya memang layak menjadi andalan di jantung serangan Green Force.
Saat ini belum ada komentar