Belajar Sejarah dan Aksara Jawa, Warga Surabaya Dukung Keindahan Kota Lama

DAERAH950 Dilihat

DIAGRAMKOTA.COM – Sinergi yang kuat antara warga dan Pemerintah Kota Surabaya menjadi nyata pasca Grand Opening Kota Lama Surabaya.

Bukti nyata dari kerja sama ini terlihat dari penataan PKL di Jalan Gelatik. Pada Kamis pagi (5/7/24), pagar pembatas sedang dipasang di area lapak untuk menjaga kerapian dan keindahan Kota Lama Surabaya. Meskipun pagar belum sepenuhnya terpasang, keindahan stand PKL sudah mulai terlihat.

Sebelumnya, para pedagang di jalan tersebut secara mandiri mempelajari sejarah dan budaya lokal bersama komunitas budaya Puri Aksara Rajapatni.

Beberapa minggu sebelum peresmian, mereka mulai mempelajari sejarah kawasan tempat tinggal mereka, yang dahulu merupakan area tempat tinggal para pejabat kota Surabaya di era VOC.

Baca Juga :  Murid SMPN 2 Tanggulangin dan SDN Kedungbanteng Sidoarjo Alami Gatal-Gatal Usai Terjang Banjir

Jalan Gelatik dulunya dikenal dengan nama Stadhuissteeg, yang berarti Gang Balai Kota karena pernah ada bangunan kantor Balai Kota di era VOC dan Hindia Belanda.

Selain sejarah masa kolonial, mereka juga mempelajari sejarah peradaban lokal sebelum bangsa asing (Eropa, Cina, Melayu, dan Arab) masuk ke kawasan tersebut.

Peradaban lokal itu adalah Jawa. Mereka juga belajar aksara Jawa, salah satunya dengan memasang banner pada lapak dagangan menggunakan aksara Jawa.

Puri Aksara Rajapatni mendukung mereka dengan pengkayaan wawasan sejarah dan literasi lokal. Dengan demikian, warga sudah memiliki wawasan tentang sejarah dan peradaban lingkungan mereka.

Banner didesain seragam, membedakan hanya nama warung dan menu masakan. Nama warung juga ditulis dalam aksara Jawa. Ada empat stand pedagang dengan empat banner yang ramah sejarah dan budaya.

Baca Juga :  Klinik atau Penjara? Ibu dan Bayi 'Ditahan' Gara-Gara Tak Mampu Bayar 2 Juta

Penggunaan banner yang masing-masing berukuran 3 meter dan 1,25 meter menjadi atraksi di Jalan Gelatik dan Jalan Mliwis. Pada banner ucapan selamat datang, terpampang peta kawasan Kota Lama dari abad ke-18.

Belajar Aksara Jawa

Mulai Kamis (5/7/24) di Jalan Mliwis 7, kediaman Ketua RT, diadakan kelas belajar aksara Jawa untuk warga. Kegiatan ini didanai pemerintah melalui dana Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur, Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia.

Kegiatan belajar aksara Jawa ini mencakup empat pertemuan. Materi ajar meliputi sejarah lokal dan aksara Jawa. Pengajar dan tutor adalah pegiat dan aktivis aksara Jawa yang sudah membuka kelas belajar aksara Jawa di Museum Pendidikan Surabaya.

Baca Juga :  Pansus Penanganan Banjir, DPRD Surabaya Fokus Inovasi Drainase

Semoga dengan peningkatan kapasitas warga yang juga pedagang PKL di Jalan Mliwis dan Gelatik, kawasan Kota Lama semakin semarak dan warganya semakin guyub. Pada gilirannya, pemerintah dan warga dapat terus bersinergi untuk Kota Lama Surabaya yang hebat. (dk/nanang)

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *