DIAGRAMKOTA.COM – Menjelang peluncuran Wisata Kota Lama Surabaya yang tertunda dan dijadwalkan ulang pada 23 Juni 2024, berbagai pihak berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai sejarah kampung di Jalan Glatik dan Mliwis, Krembangan, Surabaya.
Langkah ini juga diambil oleh Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Imam Syafi’i, bersama Nanang Purwono, pegiat dan aktivis budaya dan sejarah dari komunitas Puri Aksara Rajapatni Surabaya, yang juga seorang penulis dan eks jurnalis JTV.
Edukasi tersebut dalam upaya memastikan warga setempat agar tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku aktif dalam pembangunan wisata sejarah ini.
Dalam paparannya, Nanang mengatakan bahwa warga harus bangga bertempat tinggal di kawasan Kota Lama Surabaya. Karena Kota Lama Surabaya ini dulu adalah sebuah ibukota wilayah Pantai Utara Jawa bagian Timur (Java’s van den Oosthoek), yang kepala dadreahnya disebut Gezaghebber.
“Warga harus tau tentang kampungnya. Warga harus bangga dengan lingkungannya, dimana dulu pernah menjadi ibukota wilayah Pantai Utara Jawa Bagian Timur setelah Mataram menyerkan Surabaya kepada VOC pada 1743,” jelas Nanang.
Kota Surabaya (Stad van Sourabaya) punya pengaruh luas hingga di luar batas tembok kota. Kota Surabaya adalah kota bertembok, kota yang pernah dikelilingi tembok.