Bambang Haryo Dorong Sentra Tahu & Tempe Sidoarjo Jadi Kawasan Ekonomi Khusus

EKONOMI, LEGISLATIF512 Dilihat

DIAGRAMKOTA.COM – Anggota DPR RI Komisi VII, Ir. H. Bambang Haryo Soekartono (BHS), mendorong kawasan industri tahu dan tempe di Kelurahan Taman, Kecamatan Taman, Sidoarjo, menjadi kawasan ekonomi khusus. Selain itu, ia bertekad mengawal harga kedelai agar tetap terjangkau bagi pelaku usaha industri rumahan di wilayah tersebut.

Dalam kunjungan kerjanya ke sentra produksi tahu dan tempe di Kecamatan Taman, kabupaten Sidoarjo pada Jumat (28/3/2025), Bambang Haryo menegaskan bahwa industri tahu dan tempe di kawasan ini sangat potensial dan menghasilkan ribuan produk setiap hari. Oleh karena itu, ia menilai penting bagi pemerintah untuk memberikan insentif, termasuk keringanan pajak bagi pelaku usaha di sektor ini.

“Di sini bisa menjadi sentra industri tahu dan tempe karena jumlah pelaku usahanya begitu banyak. Dengan adanya sentra ini, kawasan ini layak menjadi kawasan ekonomi khusus. Kami harap pajaknya bisa lebih rendah dibandingkan yang ada sekarang,” ujar Bambang Haryo.

Baca Juga :  Kartini Masa Kini, Perempuan Jatim Melaju

Selain itu, ia juga menyoroti fluktuasi harga kedelai yang kerap menjadi tantangan bagi para pengusaha tahu dan tempe. Saat ini, harga kedelai mencapai Rp8.900 per kilogram, yang dinilai memberatkan para perajin.

“Kami berharap harga kedelai bisa stabil di kisaran Rp7.500 sampai Rp8.000 per kilogram. Pemerintah bisa menstabilkannya dengan mencari negara-negara penghasil kedelai yang lebih murah, seperti India dan Cina, bukan hanya dari Amerika dan Kanada,” jelasnya.

Lebih lanjut, Bambang Haryo juga mendorong pemerintah untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Ia menyinggung keberhasilan program tanam kedelai serentak di era Presiden Soeharto, yang mampu menghasilkan hingga 2 juta ton kedelai.

“Jika kita bisa merealisasikan produksi 2 juta ton, maka impor kita yang saat ini sekitar 2,27 juta ton bisa dikurangi secara signifikan,” tegasnya.

Baca Juga :  Ketua Komisi A DPRD Surabaya Dukung Penyegelan Gudang Tak Berizin: Ini Pesan Penting Bagi Pengusaha

Di tingkat daerah, Bambang Haryo meminta pemerintah Jawa Timur untuk terus menggenjot produksi kedelai yang saat ini mencapai 337 ribu ton per tahun. Ia menekankan pentingnya swasembada kedelai agar Indonesia tidak terus bergantung pada impor.

Tak hanya soal produksi, ia juga meminta dinas terkait untuk membantu mematenkan merek produk tahu dan tempe khas Sidoarjo. Dengan begitu, produk-produk lokal dapat lebih dikenal secara luas dan memiliki daya saing tinggi di pasar nasional maupun internasional.

Sementara itu, Bakri, salah satu perajin tempe di Taman, mengaku bahwa keuntungan yang didapat sangat tipis akibat tingginya harga kedelai dan ongkos produksi.

“Saat ini masih ada keuntungan, tapi tipis, hanya sekitar 15-20%. Kalau harga kedelai bisa turun ke Rp8.000 per kilogram, kami bisa menabung lebih banyak untuk keluarga,” tutupnya.

Baca Juga :  Perajin Tahu dan Tempe Menjerit, Harga Kedelai Meroket Tembus Rp 10.800 per Kg

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan industri tahu dan tempe di Sidoarjo dapat terus berkembang, memberikan kesejahteraan bagi para pelaku usaha, serta mengangkat potensi lokal ke tingkat yang lebih luas.(Dk/di)

Share and Enjoy !