Program Pertamina Hulu Energi Raih Penghargaan Nasional, Dorong Ketahanan Pangan dan Energi Bersih
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sen, 24 Nov 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Beberapa tahun yang lalu, para petani kecil di kawasan operasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menghadapi masalah berat, yaitu tanah yang semakin menurun kualitasnya, biaya produksi yang terus naik, serta ketergantungan pada pasokan dari luar yang membuat ketahanan pangan menjadi rentan.
Berdasarkan situasi ini muncul sebuah inisiatif yang perlahan berkembang menjadi sumber harapan. Kini, Rabu (19 November 2025), harapan tersebut mendapatkan pengakuan di tingkat nasional.
Di Indonesia’s SDGs Action Awards 2025, bagian dari Sustainable Development Annual Conference (SAC) 2025 yang diadakan oleh Kementerian PPN/Bappenas, PHE berhasil meraih posisi kedua terbaik dalam kategori Perusahaan Besar.
Penghargaan ini menunjukkan dampak nyata dari program PHE Satu Pangan – Sinergi Aksi Tangguh untuk Pangan, yang telah memberikan perubahan besar bagi masyarakat. Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, kepada Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng. Penghargaan ini mengukuhkan pengaruh nyata dari inisiatif PHE Satu Pangan – Sinergi Aksi Tangguh untuk Pangan, yang telah membawa perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, kepada Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng. Penghargaan ini memperkuat bukti nyata dari program PHE Satu Pangan – Sinergi Aksi Tangguh untuk Pangan, yang telah memberikan dampak besar terhadap masyarakat. Penghargaan diterima langsung oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, dari Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng.
Kepala Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng mengungkapkan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan pemerintah dan menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kerja sama seluruh karyawan PHE bersama masyarakat.
“Program PHE Satu Pangan tidak hanya meningkatkan hasil produksi pangan, tetapi juga menciptakan sistem pangan yang kuat melalui inovasi teknologi, pendidikan, model bisnis, serta partisipasi dan pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi operasional perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan energi dan keamanan pangan bisa berjalan bersamaan,” ujar Muharram dalam pernyataannya.
Program ini lahir dari komitmen untuk memperkuat masyarakat melalui kemandirian pangan. Dampaknya kini terasa secara langsung. PHE Satu Pangan berhasil meningkatkan produksi lebih dari 1.200 ton beras, 22 ton jagung, 9,8 ton cabai setahun, serta lebih dari 1.800 ton telur ayam, selain produk lain seperti ikan, daging ayam, dan daging ternak seperti kambing dan sapi. Inisiatif ini juga membantu mengurangi ketergantungan desa terhadap pasokan dari luar daerah.
Selain meningkatkan efisiensi, program ini memperkenalkan berbagai teknologi inovatif, seperti irigasi tetes (water drip irrigation), penangkapan air hujan (rain harvesting), pengumpulan atmosfer, hingga sistem irigasi otomatis yang berbasis Android dan mampu mengurangi konsumsi air sebesar 40-100 persen.
Penggunaan pupuk kimia berkurang sekitar 400 kg per musim tanam, sementara penghematan biaya oleh kelompok masyarakat mencapai Rp 350 juta setiap tahun. Teknologi tambahan seperti Soil Nutrient Sensor, Dry House menggunakan briket jerami, dan alat penyiang Cakra Baskara juga meningkatkan efisiensi budidaya di lahan kritis.
Dari segi sosial, PHE Satu Pangan memberikan manfaat langsung kepada lebih dari 1.400 penerima, termasuk 90 kepala keluarga prasejahtera yang kini mengalami peningkatan kemampuan dan penghasilan. Program ini juga mendorong terbentuknya lebih dari 25 kelompok baru, seperti Kelompok Wanita Tani (KWT), serta menghasilkan 4 peraturan baru dan 47 inovasi ketahanan pangan yang mendukung sistem pertanian yang berkelanjutan.
Selain itu, program ini terhubung dengan sektor energi ramah lingkungan. Pemasangan PLTS dengan kapasitas 22,42 kWp tidak hanya mengurangi biaya listrik hingga Rp41 juta setiap tahun, tetapi juga berpotensi mengurangi emisi sebanyak 28,52 ton CO₂eq per tahun, serta memperkuat ketersediaan pangan.
Penerapan PHE Satu Pangan telah dilaksanakan di berbagai area kerja Subholding Upstream Group, antara lain:
Sumatera:Kabupaten Pali, Kabupaten Aceh, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Pali, Kota Prabumulih
Jawa:Kota Subang, Kepulauan Seribu, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Tuban, Kabupaten Blora, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bangkalan
Kalimantan:Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung, Kota Bontang
Sulawesi: Kabupaten Banggai
Papua: Kabupaten Sorong
Penghargaan ini menjadi pengingat bahwa memperkuat ketahanan pangan bukan hanya sekadar kebijakan, tetapi sebuah perjalanan panjang yang berdampak pada kehidupan banyak orang. PHE berkomitmen untuk memperluas inisiatif ini, sesuai dengan tujuan SDGs seperti mengurangi kemiskinan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan ketahanan pangan nasional.
Selain itu, PHE terus memperluas operasi dan bisnis hulu migas dengan prinsip ESG serta menerapkan kebijakan Zero Tolerance terhadap suap melalui Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang bersertifikasi ISO 37001:2016, sehingga memastikan seluruh proses bisnis bebas dari tindakan penyuapan. ***





Saat ini belum ada komentar