Menggemparkan! K-Pop di Persimpangan: Mendunia Tanpa Henti, Melemah di Rumah Sendiri
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sel, 25 Nov 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – K-pop mungkin masih menggetarkan stadion dunia, tetapi di tanah kelahirannya sendiri, industri ini sedang mengalami perubahan besar. Sementara tur global meraup pendapatan konser terbesar dalam sejarah, para pelaku industri melihat adanya pergeseran struktural pascapandemi—sebuah perubahan yang tidak semuanya menggembirakan.
Beberapa pengamat enggan menyebutnya “krisis,” tetapi mereka sepakat bahwa lanskap domestik tidak lagi sama. Ironisnya, ketika proyek global seperti film animasi Netflix “KPop Demon Hunters” dan grup-grup K-pop hasil lokalisasi meledak di pasar internasional, justru pasar Korea menunjukkan tanda-tanda pelambatan.
Album Masih Laris, Tapi Tren Menurun
Penjualan album—indikator paling jelas kesehatan industri—menunjukkan dua wajah K-pop. Setelah menanjak tajam sejak 2014 dan mencapai rekor 100 juta unit pada 2023, koreksi pascapandemi memicu penurunan untuk pertama kalinya dalam satu dekade. Tahun ini, angka itu diprediksi tak akan melampaui rekor sebelumnya.
“Hingga Oktober, penjualan kumulatif berada di kisaran 80 juta. Tahun ini kemungkinan akan sama atau sedikit di bawah tahun lalu,” ujar jurnalis data musik Kim Jin-woo.
Di pasar ekspor pun kondisinya serupa. Dari Januari hingga Oktober, ekspor album mencapai 243,8 juta dolar, turun 2,7 persen dibanding tahun lalu. Jepang—pasar terbesar K-pop di luar negeri—mengalami penurunan drastis 10,8 persen. Amerika Serikat turun 5,1 persen.
Digital Chart Turun, Momentum Lagu Baru Melemah
Pasar musik digital Korea juga tak secerah dulu. Dalam Circle Chart periode 9–15 November, hanya empat lagu K-pop yang masuk 10 besar:
- NMIXX – “Blue Valentine”
- LE SSERAFIM – “Spaghetti”
- Hwasa – “Good Goodbye”
- BLACKPINK – “Run”
Ini sangat berbeda dibanding masa keemasan.girl group boom, ketika NewJeans, IVE, dan aespa mendominasi tanpa henti.
Kim menambahkan bahwa bagian terpenting dari pasar—streaming lagu baru—juga menunjukkan perlambatan. “Momentum jangka pendek melambat, dan dalam jangka panjang, bagian lagu baru semakin mengecil.”
Konser Global Melesat, Tapi Laba Tidak Ikut Naik
Meskipun pendapatan konser luar negeri melonjak, keuntungan tidak otomatis mengikuti. HYBE, misalnya, mencatat penjualan konser yang hampir tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya di kuartal ketiga—namun tetap membukukan kerugian operasional sebesar 42,2 miliar won (sekitar 31 juta dolar), akibat biaya produksi yang meroket dan investasi besar untuk grup rookie.
Keajaiban agensi menengah—yang dulu disebut “miracle success”—kini semakin langka. Biaya produksi dan pemasaran yang melonjak membuat perusahaan kecil tersisih.
“Biaya naik, tetapi penjualan album dan digital turun drastis. Pendapatan konser luar negeri juga terbatas. Tanpa modal kuat, perusahaan kecil akan makin kesulitan,” kata seorang pejabat agensi menengah.
Banyak Grup Bubarnya, Lebih Sedikit Ruang untuk Eksperimen
Dampak paling terlihat: bubarnya atau hiatus beberapa grup, termasuk Purple Kiss, Weeekly, dan Everglow. Sementara H1-KEY, grup yang mencuri perhatian lewat “Rose Blossom,” harus berpindah agensi untuk bertahan.
Para ahli menilai industri K-pop tumbuh terlalu cepat hingga menjadi kurang lentur.
“Biaya produksi dan pemasaran naik tajam. Ruang untuk agensi kecil menyempit, vitalitas industri ikut merosot,” ujar kritikus pop Lim Hee-yoon. “Banyak artis kini terpaksa fokus ke pasar luar negeri, sementara fandom domestik stagnan.”
Kritikus lainnya, Kim Do-heon, menambahkan:
“Semakin matang industri, sistemnya makin kaku. Daripada terus mengulang formula lama saat hasil tidak sesuai harapan, perusahaan perlu mulai berubah—meski dari langkah kecil.”
Arah Baru K-pop?
K-pop tetap menjadi fenomena global. Tetapi perubahan di pasar domestik menandai sebuah babak baru: antara mempertahankan kejayaan internasional dan menemukan kembali relevansi di rumah sendiri.
Industri ini mungkin tidak sedang meluncur menuju krisis, tetapi jelas berada di titik balik besar—yang akan menentukan wajah K-pop di tahun-tahun mendatang.***





Saat ini belum ada komentar