Down For Life Mengguncang AMI Awards dan Rock In Solo 2025
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sen, 24 Nov 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Band metal asal Solo, Down For Lifebaru saja mengalami dua momen penting dalam minggu ini. Pertama, memenangkan AMI Awards 2025 untuk pertama kalinya. Kedua, kembali menguasai Rock In Solo 2025.
Down For Life Meraih Gelar Pemenang AMI Awards 2025
Album Kalatidha dari Down For Life dinobatkan sebagai Album Logam Terbaik dalam acara Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2025 yang diselenggarakan pada 19 November 2025.
Di kategori ini, Down For Life berhasil mengalahkan beberapa kandidat lainnya seperti Enola – Commit Death, Taring Megatruh, Morgensoll – Colors, dan KUNTARI, Avhath – Ephemeral Passage.
Vokalis Stephanus Adjie menyatakan bahwa ini adalah pertama kalinya grup Down For Life meraih penghargaan AMI Awards. Setelah itu, Down For Life menyampaikan piala tersebut sebagai bentuk penghormatan bagi para korban kekerasan yang terjadi di Indonesia.
Ini adalah pertama kalinya kami memenangkan AMI Awards, kami dedikasikan untuk para korban kekerasan pada tahun 1965, 1998, kerusuhan Agustus 2025, serta untuk masyarakat adat yang haknya dirampas oleh negara,” ujar Stephanus Adjie saat Down For Life tampil dalam Rock In Solo 2025 di Benteng Vastenburg, Solo pada hari Minggu (23/11).
Down For Life merilis Kalatidha melalui Blackandje Records pada 31 Mei 2025 lalu. Kalatidha bukan hanya sebuah album, tetapi juga perjalanan spiritual terbaru. Menggambarkan budaya dan spiritualitas Jawa mengenai masa waktu kehidupan, era di mana aturan budi pekerti, etika, dan moral tidak lagi dianggap relevan. Segala sesuatu yang baik atau buruk, benar atau salah, semuanya ditinggalkan karena hasrat keserakahan dan kekuasaan dunia.
Selanjutnya, Kalatidha diambil dari Serat Jangka Jayabaya yang ditulis ulang oleh Ranggawarsita. Bukan hanya sebuah album, tetapi juga perjalanan kejiwaan.
Down For Life kini merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari 8 anggota, yaitu Stephanus Adjie (vokal), Rio Baskara (gitar), Isa Mahendrajati (gitar), Ahmad Ashar Jojo Hanafi (bass), Mattheus Aditirtono (bass), Muhammad Abdul Latief (drum), Adria Sarvianto (sequencer), dan Muhammad Firman Bolie Prasetyo (sequencer).
Di tengah kesibukan panggung, Down For Life mampu menyelesaikan Kalatidha dalam waktu 6 tahun dengan berbagai tantangan dan keterbatasan. Melewati masa pandemi, rutinitas kehidupan, serta jeda jadwal tampil yang cukup padat.
Kalatidha hadir dalam 10 komposisi musik yang kuat, berat, dan gelap. Sebagian besar materi direkam di Studio Darktones, Jakarta Timur, dengan bimbingan produser Adria Sarvianto, yang juga menangani mixing di Studio Darling di Jakarta bersama Stephanus Adjie.
Beberapa lainnya dikerjakan oleh Down For Life di Studio Kua Etnika Yogyakarta, Studio Krisna Siregar Music dan Studio Nocturnal Blazze di Jakarta Selatan, serta Studio Winsome di Solo. Proses mastering dilakukan oleh Machine The Producer di Machine Shop di Austin, Texas, Amerika Serikat.
Mesin, yang memiliki nama asli Gene Freeman, adalah seorang produser yang menangani album Lamb Of God, Clutch, hingga Suicide Silence. Ilustrasi album dibuat oleh Akmal Abdurrahman dan Ardha Lepa dengan desain grafis yang dikerjakan oleh Jahlo Gomes.
Kalatidha mengabadikan dengan jelas jejak spiritual terbaru dari 25 tahun perjalanan Down For Life. Perjalanan yang mengajak kembali ke sumber untuk bertumpu pada bumi, sekaligus secara bersamaan mengangkat semangat perlawanan penuh semangat api.
Perjalanan yang memberikan semangat baru pada lagu-lagu yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Bagaimana kini Down For Life menyampaikan berbagai tema seperti pujian untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus dalam lagu Children of Eden, lantunan tentang kerusakan alam dan perlawanan masyarakat adat dalam Prahara Jenggala yang masuk dalam kompilasi Sonic/ Panic Vol. 2 yang diterbitkan oleh Alarm Records/ IKLIM, anthem penyemangat bagi klub sepak bola andalan kota kelahirannya, Persis Solo, dengan judul Sambernyawa, hingga epos penutup masa jaman dalam Sangkakala I & Sangkakala II.
Daftar lagu dalam album Kalatidha terdiri dari Buko Gunungan (intro) karya Ari Wvlv dan Gayam 16, Kalatidha (dengan bantuan Eko Warsito), Mantra Bentala, serta Children of Eden.
Apokaliptika, The Betrayal (dibantu oleh Bernice Nikki), Prahara Jenggala, Sangkakala I, Sangkakala II, Sambernyawa (dibantu oleh Ultras 1923).
Beberapa lagu yang terdapat dalam album Kalatidha dinyanyikan oleh Down For Life saat tampil dalam acara Rock In Solo 2025.
– Down For Life Tampil Ganas di Rock In Solo 2025.
Sebagai band andalan Kota Solo, Down For Life sering menjadi salah satu pengisi acara yang selalu tampil di Rock In Solo. Tahun ini, Down For Life diberi kesempatan tampil sebelum bintang tamu utama, Belphegor dan Mayhem.
“Terima kasih telah menjadi bagian dari Rock In Solo,” kata Stephanus Adjie, vokalis Down For Life saatRock In Solo 2025di Fort Vastenburg, Solo pada Minggu (23/11).
Meskipun Rock In Solo 2025 diguyur hujan, Down For Life tetap membara di atas panggung. Penampilan yang ganas dan penuh semangat ditunjukkan oleh Down For Life, penonton tetap bertahan di moshpit meski basah kuyup.
Grup musik yang telah aktif sejak tahun 1999 tampil memainkan berbagai lagu favorit dalam acara Rock In Solo. Beberapa di antaranya adalah, Children of Eden, Pasukan Babi Neraka, Prahara Jenggala, Sambernyawa, Kalatidha, serta The Betrayal.
Di setiap jeda lagu, Down For Life menyampaikan berbagai pesan, seperti tentang kemanusiaan, perlawanan, hingga kepedulian terhadap lingkungan. Stephanus Adjie juga menyebutkan peristiwa penikaman yang terjadi di dunia musik hardcore Malang beberapa hari lalu.
Demi Rock In Solo 2025, Down For Life ternyata juga menyajikan beberapa kejutan. Salah satunya adalah konsep kolaborasi di atas panggung.
Down For Life mengajak Arian 13 (Seringai/Negatifa) dan Novi Citra Indriyati atau Twister Angel (Sukatani) untuk menyanyikan lagu Mengadili Persepsi. Lagu dari Seringai ini dipersembahkan sebagai bentuk penghormatan terhadap Ricky Siahaan yang meninggal dunia pada 19 April 2025 di Tokyo.
“Kami menyampaikan lagu ini kepada sahabat kami, Ricky Siahaan,” kata Stephanus Adjie.
Kejutan yang diberikan Down For Life dalam Rock In Solo 2025 belum berakhir. Pemilik lagu hit Pasukan Babi Neraka tersebut juga menayangkan video klip The Betrayal secara perdana.
Down For Life mengatakan video The Betrayal akan segera dirilis. ***





Saat ini belum ada komentar