Profil Baek Se Hee, Penulis I Want to Die But I Want to Eat Tteokbokki yang Meninggal di Usia 35 Tahun
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sab, 18 Okt 2025
- comment 0 komentar
Perjalanan Hidup dan Karya Baek Se Hee
DIAGRAMKOTA.COM – Baek Se Hee, seorang penulis asal Korea Selatan yang dikenal karena karyanya tentang kesehatan mental, meninggal dunia pada usia 35 tahun. Kepergiannya menimbulkan duka mendalam bagi penggemar dan pembaca di seluruh dunia yang terinspirasi oleh kisah hidupnya. Kabar duka ini mengejutkan publik karena Baek dikenal sebagai sosok yang memberi semangat melalui tulisan-tulisan jujur dan penuh empati.
Meski telah tiada, warisan karyanya serta pesan penting tentang perjuangan hidup dan penerimaan diri tetap hidup di hati para pembacanya. Banyak orang menganggapnya sebagai inspirasi untuk terus berjuang dalam menghadapi tantangan hidup.
Awal Karier dan Pendidikan
Baek Se Hee lahir di Seoul, Korea Selatan, pada Februari 1990. Ia menempuh pendidikan di Dongguk University, lulus dari College of Liberal Arts dengan jurusan Creative Writing. Dasar pendidikan ini menjadi fondasi kuat untuk karier kepenulisannya.
Sebelum dikenal sebagai penulis, Baek sempat bekerja di sebuah penerbit selama lima tahun. Pengalaman tersebut memperkuat minatnya untuk menulis kisah pribadi yang jujur dan tulus. Kariernya mulai menanjak setelah ia membagikan pengalamannya melawan depresi dalam bentuk blog pribadi.
Tulisan-tulisan itu kemudian dibukukan menjadi karya fenomenal berjudul I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki. Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2019 dan langsung mendapat sambutan luar biasa di Korea Selatan. Tema kejujuran, rasa sakit, dan harapan hidup membuat karyanya relevan bagi banyak pembaca lintas generasi.
Buku yang Mengubah Pandangan Dunia tentang Kesehatan Mental
Karya Baek Se Hee menjadi simbol perjuangan antara keputusasaan dan semangat untuk bertahan hidup. Buku tersebut bercerita tentang pengalamannya menjalani terapi psikiatri selama bertahun-tahun melawan distimia. Ia menggambarkan proses penyembuhan melalui percakapan nyata antara dirinya dan psikiater secara jujur tanpa sensor.
Gaya tulisnya yang lugas membuat pembaca merasa terhubung dan tidak sendiri menghadapi masalah kesehatan mental. Buku ini berhasil menjadi bestseller nasional dan diterjemahkan ke lebih dari 25 bahasa di seluruh dunia. Salah satu penggemarnya adalah RM BTS, yang turut merekomendasikan buku tersebut kepada para penggemar.
Baek dianggap sebagai salah satu penulis yang membuka ruang diskusi publik tentang depresi di Korea Selatan. Selain karya fenomenalnya itu, ia juga menulis beberapa buku lanjutan yang mengangkat tema self-healing dan makna hidup.
Kepergian dan Warisan Baek Se Hee
Baek Se Hee meninggal dunia pada Oktober 2025 pada usia 35 tahun, meninggalkan kesedihan mendalam bagi dunia sastra. Penyebab kematiannya belum diungkap secara publik, namun kisah hidupnya terus menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Sebelum meninggal, Baek berwasiat untuk mendonasikan lima organ tubuhnya: jantung, paru-paru, hati, dan dua ginjal. Keputusan mulia itu berhasil menyelamatkan lima nyawa dan menjadi simbol kasih serta empati yang ia ajarkan semasa hidup.
Keberaniannya berbicara terbuka tentang depresi menginspirasi banyak orang untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental. Warisan karyanya tidak hanya berupa buku, tetapi juga semangat untuk menerima diri dan terus berjuang.
Biodata Baek Se Hee
- Nama: Baek Se Hee
- Tempat Lahir: Seoul, Korea Selatan
- Tahun Lahir: 1990
- Umur Meninggal: 35 Tahun
- Pendidikan: Dongguk University College of Liberal Arts
- Profesi: Penulis Buku
- Karya Terkenal: I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki
- Instagram: @_baeksehee
Baek Se Hee adalah sosok penulis yang berani membuka percakapan tentang depresi dan penerimaan diri. Karyanya telah membantu banyak orang memahami bahwa perjuangan hidup layak diceritakan tanpa rasa malu. Kepergiannya meninggalkan kesedihan, tetapi juga warisan kebaikan dan keberanian untuk berbagi kisah nyata. Melalui buku dan teladannya, Baek Se Hee akan selalu dikenang sebagai penulis yang menyembuhkan lewat kata.
Saat ini belum ada komentar