Misteri Konflik Sahara, Yai Mim Dikirimi Santet, Rumah Eks Dosen UIN Malang Diserbu Tanah Punden
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Rab, 8 Okt 2025
- comment 0 komentar
Kasus Viral Yai Mim yang Berujung pada Santet dan Kekerasan
DIAGRAMKOTA.COM – Seorang tokoh agama yang dikenal sebagai mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin atau yang lebih dikenal dengan nama Yai Mim, kini tengah menjadi sorotan setelah mengalami berbagai peristiwa tidak terduga. Selain dituduh melakukan pelecehan seksual dan berebut lahan parkir, kasus ini kini semakin memperlihatkan sisi mengerikan yang dialaminya.
Yai Mim mengaku telah menerima santet dari seseorang. Hal ini membuatnya melakukan tindakan guling-guling di tanah dan berpura-pura mengalami stroke. Aksi tersebut dilakukan karena ia merasa terancam oleh konflik yang terjadi antara dirinya dan tetangganya, yaitu Nurul Sahara, istri dari pemilik rental. Keduanya tinggal di Perumahan Joyogran Kavling Depag III Atas, Kelurahan Merjosari, Kota Malang, Jawa Timur.
Konflik ini berawal dari persaingan lahan parkir dan dugaan pelecehan seksual. Namun, akibat permasalahan ini, Yai Mim dan istrinya diusir dari rumah yang sebenarnya berada di atas tanah milik mereka sendiri. Nurul Sahara merekam aksi guling-guling Yai Mim dan menyebut bahwa pemilik dua pondok pesantren itu terkena stroke. Video tersebut cepat menyebar di media sosial dan menjadi viral.
Baru-baru ini, Yai Mim memberikan klarifikasi melalui podcast bersama Uya Kuya di kanal YouTube. Dalam video yang diunggah pada 4 Oktober 2025, ia menjelaskan fakta sebenarnya tentang kejadian tersebut. Ia mengatakan bahwa tindakan guling-guling yang dilakukannya adalah karena dirinya dikirimi santet oleh seseorang bernama Y. Y merupakan pemilik rumah yang disewa oleh Sahara dan suaminya.
Pada tanggal 7 September 2025, Y mendatangi rumah Yai Mim dengan marah-marah. Ia menuduh Yai Mim tidak sopan kepada anak muda dan mengancam akan mengambil lemah punden. Lemah punden adalah tanah kuburan tertua di desa tersebut. Menurut Yai Mim, ritual santet yang dilakukan Y gagal karena salah menyebut namanya. Ia mengatakan bahwa Y seharusnya menyebut “wong munafik untuk Romo Yai Mim” agar ilmu hitam tersebut berhasil.
Dalam peristiwa tersebut, Y mengambil tongkat dan mematahkannya, sehingga Yai Mim terpaksa berlari ke dalam rumah karena takut dipukul. Tidak hanya Y, tetapi juga anak dari Y melakukan kekerasan terhadap Yai Mim. Meskipun Yai Mim sudah meminta maaf, Y tetap melakukan ritual santet di lantai rumahnya. Lantai rumah dipukul dengan tangan dua dan semua barang dibanting.
Anak dari Y juga ikut menyerang Yai Mim hingga membuatnya jatuh terguling-guling. Ia kemudian meminta untuk dibawa ke rumah sakit sebagai upaya menghindar dari kekerasan yang terjadi. Kejadian ini menunjukkan betapa mengerikannya konflik yang terjadi antara Yai Mim dan tetangganya, serta bagaimana dampak dari tindakan santet yang dilakukan oleh seseorang.
Saat ini belum ada komentar