Kisah Profesor Surabaya yang Memimpin Ilmu Nyeri di Indonesia
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Jum, 10 Okt 2025
- comment 0 komentar

Perjalanan Prof. Dr. Nancy Margarita Rehatta dalam Dunia Ilmu Nyeri
DIAGRAMKOTA.COM – Prof. Dr. Nancy Margarita Rehatta, dr., Sp.An-TI, Subsp.N.An.(K), Subsp. M.N.(K) adalah seorang dokter spesialis yang telah berkontribusi besar dalam dunia medis Indonesia sejak lama. Ia kini menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen (UK) Petra. Karier akademisnya diakui oleh banyak pihak karena dedikasi dan inovasi yang terus menerus ia tunjukkan.
Salah satu bidang yang menjadi perhatian utamanya adalah studi tentang nyeri. Dulu, nyeri hanya dianggap sebagai gejala dari suatu penyakit, tetapi kini nyeri dikenal sebagai ilmu tersendiri dalam sains. Hal ini tidak lepas dari kontribusi Prof. Rita dalam mengembangkan pemahaman mendalam tentang nyeri.
Pada gelaran ISAPM AWARDS 2025, Prof. Rita menerima penghargaan dalam Kategori Khusus atas Dedikasi pada Ilmu Nyeri sebagai pelopor ilmu nyeri di Indonesia. Selain itu, ia juga mendapatkan penghargaan Lifetime Achievement di bidang nyeri. Meski penghargaan ini tidak diberikan setiap tahun, Prof. Rita merasa sangat bangga dan senang dengan apresiasi yang diberikan.
Disertasinya pada tahun 1999 berjudul “Pengaruh Pendekatan Psikologis Prabedah terhadap Toleransi Nyeri dan Respon Ketahanan Imunologik Pasca Bedah” menjadi penelitian pertama di Indonesia yang mempelajari hubungan antara aspek psikologis dan fisiologis dalam persepsi nyeri. Penelitian ini menjadi dasar bagi perkembangan ilmu nyeri di Indonesia.
Menurut Prof. Rita, ilmu nyeri memfokuskan pada keterlibatan berbagai fungsi tubuh, termasuk otak dan sistem emosi, dalam timbulnya rasa nyeri. Hasil penelitiannya berhasil mendapatkan pengakuan dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dengan memberikan Surat Tanda Registrasi (STR) dan Praktik Mandiri untuk Nyeri.
Tantangan terbesar dalam bidang ilmu nyeri di masa depan adalah meyakinkan masyarakat dan profesional bahwa nyeri bukanlah sekadar gejala, melainkan masalah yang perlu ditangani oleh dokter ahli jika mengganggu kehidupan sehari-hari, seperti menyebabkan sulit tidur.
Selain itu, sosialisasi tentang ilmu nyeri perlu dilakukan melalui workshop dan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan kedokteran di Indonesia. Prof. Rita berharap di kampus UK Petra dapat memiliki Klinik Nyeri sebagai salah satu keunggulan yang dibangun melalui manajemen terpadu antara berbagai ahli yang kompeten dan bersertifikat.
Klinik ini diharapkan menggunakan teknologi dalam diagnostik maupun penanganan nyeri. Selain dokter, idealnya klinik nyeri juga menerima konsultasi terkait aspek psikologis nyeri, dengan melibatkan ahli psikologi. Dengan adanya klinik ini, diharapkan pasien akan mendapatkan layanan yang lebih lengkap dan efektif dalam mengatasi masalah nyeri.
Saat ini belum ada komentar