Drama Trump dan Tiongkok Bangkitkan Pasar Kripto, Bitcoin dan Wall Street Naik Bersama
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 5 jam yang lalu
- comment 0 komentar

Kenaikan Harga Bitcoin Setelah Penurunan Tajam
DIAGRAMKOTA.COM – Bitcoin kembali menunjukkan tanda-tanda penguatan setelah mengalami penurunan signifikan beberapa hari sebelumnya. Pergerakan harga ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menunjukkan perubahan sikap terhadap Tiongkok dalam retorika perang dagang yang sebelumnya lebih keras.
Pada Jumat lalu, harga Bitcoin sempat turun ke level USD 109.000 atau sekitar Rp 1,79 miliar. Namun, pada Senin sore waktu setempat (Selasa pagi WIB), harga berhasil melonjak ke angka USD 115.000 atau sekitar Rp 1,9 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa Bitcoin telah memulihkan sekitar 46 persen dari kerugiannya sejak penurunan tajam akhir pekan lalu.
Perubahan sikap Trump menjadi faktor penting bagi kenaikan harga Bitcoin. Dalam sebuah pernyataan di media sosial, Trump menyampaikan bahwa tidak perlu khawatir tentang Tiongkok dan bahwa Presiden Xi Jinping tidak ingin negaranya mengalami resesi. Pernyataan ini disambut positif oleh pasar keuangan dan kripto.
Sebelumnya, Trump sempat mengancam kenaikan tarif besar terhadap Tiongkok setelah negara tersebut memperketat ekspor mineral tanah jarang. Ancaman ini memicu aksi jual besar-besaran di pasar keuangan, dengan hilangnya sekitar USD 2 triliun atau setara Rp 33.000 triliun dari pasar saham global. Sementara itu, pasar kripto kehilangan sekitar USD 410 miliar atau sekitar Rp 6.765 triliun, dan harga Bitcoin anjlok 11 persen.
Kenaikan harga Bitcoin berdampak pada indeks pasar saham. Indeks S&P 500 naik 1,53 persen, Nasdaq melesat 2,11 persen, dan Dow Jones menguat 1,27 persen. Bitcoin juga ikut melonjak hampir 6 persen dari titik terendahnya pada Jumat.
Pergerakan Volume dan Kapitalisasi Pasar
Menurut data CoinMarketCap, harga Bitcoin naik 1,03 persen dalam 24 jam terakhir dan diperdagangkan di kisaran USD 115.272 atau sekitar Rp 1,9 miliar. Meski begitu, aset digital ini masih tercatat turun 8,06 persen dalam sepekan terakhir.
Dalam 24 jam terakhir, harga Bitcoin bergerak di rentang USD 113.673 hingga USD 115.955 (Rp 1,87 miliar–Rp 1,91 miliar). Volume perdagangan harian justru turun 7,95 persen menjadi USD 82,13 miliar atau sekitar Rp 1.355 triliun, yang tidak sesuai dengan pola kenaikan volume biasanya terjadi setiap Senin.
Kapitalisasi pasar Bitcoin meningkat 1 persen menjadi USD 2,29 triliun atau sekitar Rp 37.785 triliun, sejalan dengan kenaikan harga. Namun, dominasi Bitcoin di pasar kripto menurun tipis 0,54 persen ke posisi 59,20 persen.
Sementara itu, nilai total kontrak berjangka terbuka naik 1,84 persen ke USD 74,93 miliar atau sekitar Rp 1.236 triliun. Setelah sempat menyentuh USD 5 miliar selama aksi jual besar pada akhir pekan lalu, nilai likuidasi Bitcoin kini normal kembali di USD 78,94 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun, sebagian besar berasal dari posisi short senilai USD 45,11 juta. Likuidasi posisi long tercatat lebih kecil, hanya USD 33,82 juta.
Pengaruh Politik terhadap Pasar Kripto
Kenaikan harga Bitcoin ini menandakan bahwa pernyataan politik, bahkan yang tampak sepele, dari Presiden Amerika Serikat masih memiliki pengaruh besar terhadap pasar global, termasuk dunia kripto. Perubahan sikap Trump terhadap Tiongkok menjadi salah satu contoh nyata bagaimana sentimen politik dapat memengaruhi volatilitas pasar finansial.
Saat ini belum ada komentar