Periode Kritis bagi Joko Widodo
DIAGRAMKOTA.COM – Presiden RI ke-7, Joko Widodo, disebut sedang menghadapi masa yang paling sulit dalam perjalanan politiknya. Hal ini diungkapkan oleh seorang aktivis media sosial yang dikenal dengan nama Dokter Tifa. Ia menilai bulan September hingga Oktober 2025 sebagai “periode kritis” yang bisa memengaruhi kekuatan politik Jokowi.
Menurut Dokter Tifa, periode ini seperti efek domino dari berbagai kasus yang melibatkan nama Jokowi. Mulai dari kriminalisasi terhadap RRT dan pengungkapan dugaan ijazah palsu, hingga terbongkarnya kejahatan, kebohongan, korupsi, kolusi, nepotisme, dan pelanggaran HAM berat. Semua isu ini mulai muncul dan menimbulkan reaksi publik.
Selain itu, ia juga menyentuh beberapa peristiwa penting yang masih membekas dalam ingatan masyarakat. Seperti kasus 900 petugas KPPS, tragedi KM 50, serta 300 korban Kanjuruhan yang belum lama ini masih menjadi sorotan.
Kondisi Pribadi dan Lingkaran Dekat
Tidak hanya soal politik dan hukum, Dokter Tifa juga menyentuh kondisi pribadi Jokowi. Ia menyebut bahwa sang mantan presiden tengah menghadapi penyakit autoimun yang berat serta mental yang rapuh. Selain itu, lingkaran dekatnya juga mulai menjauh.
“Kroni-kroninya sejak Nadiem ditangkap satu per satu akan kabur ke luar negeri, memindahkan harta mereka,” ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan sekitar Jokowi mulai tidak stabil.
Oligarki dan Perubahan Dukungan
Lebih jauh, Dokter Tifa menilai bahwa oligarki yang selama ini menjadi penopang kekuasaan Jokowi juga mulai bergeser. Ia menyebut kelompok yang dikenal sebagai “Oligarki 9 Naga” kini bersiap mendukung pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto.
“Mereka akan ganti baju dengan nama lain, agar bisnisnya tetap langgeng,” kata Tifa. Ia juga menyoroti simbol-simbol politik yang dipertahankan Jokowi, seperti pakaian putih-hitam yang selalu dikenakan. Menurutnya, seragam ini hanya upaya untuk bertahan di tengah tekanan.
“Seragam itu yang membuatnya masih terlihat ‘untouchable’, meski hanya sementara,” tambahnya.
Tanggapan Netizen: Isu Oligarki dan Korupsi
Pernyataan Dokter Tifa ramai ditanggapi netizen. Banyak yang mengamini klaim bahwa kekuasaan Jokowi sedang rapuh. Salah satu komentar menyebut oligarki sebagai “biang kerok” yang mengatur UU sesuai kepentingan pengusaha, dengan sokongan pejabat sipil maupun militer.
Beberapa komentar lebih keras, menyebut Jokowi sebagai “raja kurap” yang tidak lama lagi orang-orang dekatnya akan ikut terseret kasus korupsi. Nama Immanuel Ebenezer alias Noel pun disebut sebagai contoh buzzer yang mulai dipersoalkan publik.
Ada juga yang menyoroti dugaan ijazah palsu yang menurut mereka kini sudah menjadi isu internasional. “Efek dominonya membuat energi dan pikirannya terkuras, melemahkan kekuatan politiknya,” tulis seorang netizen.
Figur Kritis dalam Dunia Politik
Dokter Tifa sendiri bukan nama baru dalam dunia kritik terhadap kekuasaan. Ia dikenal sebagai dokter, ilmuwan, sekaligus aktivis yang sering bersuara lantang terhadap kebijakan publik. Kritiknya tidak hanya soal kesehatan, tetapi juga menyentuh ranah politik dan sosial.
Dengan beragam kasus yang menyeruak, September–Oktober 2025 tampaknya memang menjadi momentum penuh ujian bagi Jokowi. Apakah benar ini periode terberatnya? Publik masih menunggu bagaimana mantan presiden itu menjawab setiap isu yang kian menumpuk. (*)