DIAGRAMKOTA.COM – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya menyoroti kurang maksimalnya pengelolaan Sejumlah destinasi wisata heritage di kota Pahlawan saat momen libur panjang.
Pasalnya, destinasi wisata yang seharusnya menjadi unggulan justru tidak beroperasi pada momen liburan.
Pada hari terakhir ini ada beberapa destinasi wisata heritage justru tidak beoperasi seperti yang terpantau di situs resmi tiketwisata.surabaya.go.id.
Berdasarkan informasi di situs tersebut pada Selasa (13/5), tercatat ada beberapa spot wisata di Kota Pahlawan yang berstatus tutup hari Ini diantaranya Museum Tugu Pahlawan dan Bus SSCT – Balai Pemuda (Surabaya Sightseeing and City Tour) yang tak beroperasi.
Bahkan pada hari Senin kemarin beberapa spot di antaranya: Rumah Kelahiran Bung Karno, Monumen Tugu Pahlawan, Bus SSCT – Balai Pemuda (Surabaya Sightseeing and City Tour), Museum Olahraga, Museum W.R. Soepratman, Museum H.O.S. Tjokroaminoto, Museum Surabaya (Gedung Siola), Museum Pendidikan, Museum Sepuluh Nopember yang tutup lantaran terjadwal tidak beroperasi.
Salah satu penjaga di museum pendidikan ketika dikonfirmasi membenarkan jika museum pendidikan tidak beroperasi dihari senin meskipun di tengah momen liburan.
“ Tutup mas, biasanya senin ada perawatan,” kata salah satu penjaga di museum pendidikan.
Kondisi tersebut menjadi kekecewaan tersendiri bagi kalangan DPRD Kota Surabaya, mengingat momentum seperti ini seharusnya dimanfaatkan untuk mendongkrak sektor pariwisata kota sekaligus memperkuat identitas Surabaya sebagai kota bersejarah.
Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, Achmad Nurdjayanto mengatakan bahwa tutupnya wisata heritage ini memang menjadi kendala karena bisa menjadi image negatif bagi sektor wisata di Surabaya, karena yang seharusnya orang berwisata saat liburan malah destinasi wisatanya tutup lantaran tidak beroperasi dihari Senin.
“ini yang harusnya di ubah. Saya menyayangkan banyak destinasi wisata heritage yang justru tidak beroperasi di momen liburan seperti ini. Padahal seharusnya ini jadi waktu yang tepat untuk mengenalkan Surabaya lebih luas,” ujar Achmad kepada wartawan Rabu (14/05).
Politisi Partai Golkar itu menilai, Surabaya ini memiliki keterbatasan dalam potensi wisata alam, sehingga potensi sejarah dan warisan budaya seharusnya menjadi unggulan utama yang dikelola secara maksimal.
“Harusnya ini ada perlakukan khusus sehingga effortnya terlihat. Destinasi wisata Surabaya sebenarnya tidak bisa hanya mengandalkan kekayaan alam karena tidak banyak spot-spot alam. Nah, potensi sejarah ini yang harus dikuatkan,” tambahnya.
Apalagi, lanjut Achmad, Surabaya baru saja menjadi tuan rumah acara nasional seperti APEKSI yang menghadirkan banyak delegasi dari berbagai daerah.
Ia menilai, masih banyak tamu dari luar kota yang berpeluang menikmati wisata sejarah Surabaya jika pengelolaannya digarap serius.
“Momen seperti ini harusnya bisa dimanfaatkan. Bisa jadi para OPD bahkan delegasi-delegasi APEKSI masih berada di Surabaya. Sayangnya, wisata heritage kita malah tutup. Kan sayang, kondisi ini bisa menjadi image yang negatif bagi wisatawan” tegasnya.
Sementara itu, wakil ketua DPRD Kota Surabaya Arif Fathoni menilai bahwa harus ada evaluasi terhadap pengelolaan wisata di surabaya terutama wisata heritage.
Oleh karena itu ia mendorong adanya skema kerja sama dengan pihak ketiga agar pengelolaan wisata heritage tidak hanya bergantung pada aparatur sipil negara (ASN) yang menurutnya lebih berorientasi pada administrasi, bukan kewirausahaan.
“Ke depan, saya berharap pengelolaan wisata-wisata heritage ini bisa dikerjasamakan dengan pihak ketiga, agar maksimal baik dari sisi pendapatan maupun perawatan. Karena ASN di Surabaya ini mindset-nya administrasi, bukan enterpreneurship,” jelasnya.
Lebih lanjut, Fathoni juga mendorong pelibatan komunitas pegiat sejarah serta peran aktif Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk ikut mengembangkan dan menjaga destinasi heritage di wilayah masing-masing.
“Komunitas pegiat sejarah bisa dilibatkan sebagai kontributor dalam pengembangan wisata heritage. Dan Pokdarwis bisa difungsikan sebagai pagar ayu wisata di wilayahnya, agar potensi ini bisa tergarap dengan maksimal,” pungkasnya.