Murid SMPN 2 Tanggulangin dan SDN Kedungbanteng Sidoarjo Alami Gatal-Gatal Usai Terjang Banjir

DAERAH562 Dilihat

DIAGRAMKOTA.COM – Sejumlah murid di SMPN 2 Tanggulangin dan SDN Kedungbanteng, Sidoarjo, mengalami gatal-gatal di bagian kaki setelah nekat menerobos banjir yang menggenangi akses masuk sekolah. Meski telah diimbau menggunakan sepatu bot, banyak siswa yang tetap berjalan tanpa perlindungan, sehingga menyebabkan iritasi dan infeksi kulit.

 

Salah satu siswa SMPN 2 Tanggulangin, MA, mengaku mengalami gatal-gatal setelah berjalan melewati banjir setinggi 20 cm tanpa alas kaki yang memadai.

 

“Ya, sudah risiko. Tidak boleh membawa motor masuk sekolah, jadi harus jalan kaki melewati air banjir yang kotor. Akibatnya, kaki saya jadi gatal seperti ini,” ujar MA seraya menunjuk bercak merah di kulit kakinya, Selasa (4/2/2025).

 

Menanggapi hal ini, Kepala SMPN 2 Tanggulangin, Sukardi, menyatakan bahwa pihak sekolah sebenarnya sudah memberikan imbauan agar siswa mengenakan sepatu bot saat berangkat dan beraktivitas di sekolah. Bahkan, menurutnya, sebagian besar siswa sudah mendapatkan bantuan sepatu bot, namun banyak yang enggan memakainya.

 

“Saya sendiri pakai sepatu bot karena tahu airnya kotor dan bisa menyebabkan penyakit kulit. Kami sudah mengimbau siswa untuk memakainya, tapi namanya anak-anak, mereka malas menggunakannya,” kata Sukardi di ruang humas sekolah.

 

Ia menjelaskan bahwa pembelajaran tatap muka kembali digelar setelah ketinggian banjir di depan sekolah mulai surut, dari sebelumnya 40 cm menjadi 20 cm. Namun, karena keterbatasan ruang kelas yang dapat digunakan, sistem belajar diberlakukan secara bergilir.

 

“Hari ini kelas IX masuk, besok giliran kelas VIII, lalu kelas VII masuk pada hari Jumat dan Sabtu,” terangnya.

 

Lebih lanjut, Sukardi mengungkapkan bahwa pihak sekolah telah mengusulkan relokasi sekolah kepada Bupati Sidoarjo, mengingat banjir yang terjadi hampir setiap tahun terus mengganggu proses belajar mengajar.

 

“Kami sudah mengajukan usulan relokasi ke Pak Bupati, dengan tembusan ke dinas terkait, DPRD, serta komisi terkait. Soal lokasi dan waktu realisasinya, kami serahkan kepada Pemkab. Semoga segera terwujud,” harapnya.

 

Keluhan serupa juga dialami sejumlah murid di SDN Kedungbanteng. Beberapa siswa bahkan mengalami pengelupasan kulit di bagian kaki akibat sering terendam air banjir yang kotor.

 

Naufal, murid kelas 2, menunjukkan celah jari kakinya yang mengelupas akibat iritasi.

 

“Gatal sekali, pas digaruk malah perih,” keluhnya.

 

Arafif, murid kelas 3, juga mengalami gatal di bagian kaki sejak hari pertama masuk sekolah setelah banjir.

 

“Awalnya gatal sedikit, tapi setelah terkena air banjir lagi, sekarang gatalnya menyebar ke dua kaki,” tuturnya sambil menunjukkan bintik-bintik merah di kulitnya.

 

Pihak sekolah telah berkoordinasi dengan petugas puskesmas setempat untuk memberikan pengobatan kepada siswa yang terdampak. Selain itu, mereka juga berharap ada bantuan sepatu bot untuk seluruh murid agar kejadian serupa tidak terulang.

 

“Kami sudah menghubungi petugas kesehatan agar anak-anak segera mendapatkan pengobatan. Untuk sepatu bot, saat ini belum ada bantuan. Kami berharap ada bantuan agar kegiatan belajar tidak terganggu oleh banjir,” kata Wakil Kepala SDN Kedungbanteng, Zainul Abidin.

 

Kasus ini menunjukkan dampak buruk banjir terhadap kesehatan siswa dan kelangsungan proses belajar. Diperlukan perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat untuk memberikan solusi jangka panjang, termasuk relokasi sekolah dan penyediaan perlengkapan yang memadai bagi siswa.(Dk/di)

Share and Enjoy !