Bakso Lonjong Krian: Dari Legenda Pasar hingga Jadi Ikon Kuliner dengan Omset Meroket

Kuliner194 Dilihat

Diagramkota.com – Pak Nardi, pria berusia 59 tahun yang akrab disapa Pak Di, adalah pemilik dari Bakso Lonjong Krian, ikon kuliner yang sudah terkenal sejak tahun 1988. Usaha baksonya dimulai di Pasar Krian dengan modal awal sebesar Rp250 ribu. Seiring berjalannya waktu, bakso legendaris ini kini memiliki cabang di Jalan Setya Budi No. 7 Krian.

 

Bakso Lonjong Krian dikenal dengan bentuknya yang unik dan ukuran yang lumayan besar, yang membuatnya semakin diminati oleh pelanggan dari berbagai daerah. Di cabang Jalan Setya Budi, setiap hari Pak Di dapat menjual sekitar 1.200 porsi, dengan peningkatan jumlah hingga 1.400 hingga 1.600 porsi pada akhir pekan atau hari libur.

Baca Juga :  Djadoelrek: Kedai Nostalgia yang Mempesona Hidupkan Kenangan di Surabaya
Pak Nardi pemilik usaha sepesial bakso lonjong

Pada tahun 2012, Pak Di mulai memperkenalkan bakso super jumbo seukuran kepala manusia yang dihargai Rp200.000 per porsi. Bakso jumbo ini setara dengan 30 porsi, menjadikannya daya tarik utama yang sering diburu pelanggan yang ingin mencoba tantangan menikmati porsi besar ini.

 

Bahkan saat Pandemi COVID-19 yang melanda kemarin justru menjadi berkah tersendiri bagi usaha Bakso spesial Lonjong Krian ini. Ketika banyak pedagang bakso lain berhenti berjualan, Bakso Lonjong tetap buka dengan protokol kesehatan ketat. “Saat COVID kemarin, pembeli berlipat-lipat karena banyak pedagang bakso yang berhenti jualan,” ungkap Pak Di. Bahkan, dan dengan pesanan dari luar kota seperti Semarang, Yogyakarta, Jakarta, hingga luar pulau seperti Kalimantan pun dilayani dengan memaketkannya.

Baca Juga :  Djadoelrek: Kedai Nostalgia yang Mempesona Hidupkan Kenangan di Surabaya
Pelanggan bakso lonjong berdatangan saat jam istirahat kerja

Salah satu pelanggan setia, Bu Rani dari Sidorejo, mengungkapkan kepuasannya terhadap Bakso Lonjong Pak Di. Ia telah menjadi langganan sejak Pak Di masih berjualan di Pasar Krian, sebelum membuka cabang di Jalan Setya Budi. “Saya sudah jadi langganan tetapnya,” ungkapnya. Menurut Bu Rani, bakso lonjong Pak Di memiliki cita rasa yang khas dengan daging yang lebih dominan dibandingkan tepung, sehingga rasanya lebih gurih, renyah, dan nikmat.

 

Selain sebagai hidangan sehari-hari, Bu Rani sering membeli bakso lonjong untuk acara keluarga. “Pernah beli yang jumbo untuk keluarga. Bisa dinikmati sampai 6-8 orang, pas buat acara seperti ulang tahun suami atau arisan keluarga besar,” ujarnya. Ia juga menilai harga bakso ini sangat terjangkau, sehingga tidak menguras kantong, terutama untuk porsi besar.

Baca Juga :  Djadoelrek: Kedai Nostalgia yang Mempesona Hidupkan Kenangan di Surabaya

 

Selain cabang di Jalan Setya Budi, gerai Bakso Lonjong di Pasar Krian kini dikelola oleh istri Pak Di bersama beberapa pegawainya. Pak Di sendiri telah mempekerjakan lima karyawan di cabang baru untuk mendukung operasional, sementara di gerai Pasar Krian tetap dijaga oleh keluarganya untuk melayani pelanggan setia.

 

Bakso Lonjong Krian kini menjadi ikon kuliner Sidoarjo yang tak hanya digemari oleh pelanggan lokal, tetapi juga banyak dicari oleh konsumen dari berbagai kota jauh. Kesuksesan Bakso Lonjong menunjukkan ketekunan dan inovasi Pak Di dalam mempertahankan kualitas selama lebih dari tiga dekade, menjadikannya inspirasi bagi pelaku usaha kuliner lainnya.(Dk/di)

Share and Enjoy !