Armuji Prihatin Atas Kasus Anak SD Meninggal Akibat HIV di Surabaya

Berita808 Dilihat

Diagramkota.com SURABAYA – Calon Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji atau yang akrab disapa Cak Ji, menyampaikan duka mendalam saat melayat ke rumah duka seorang anak SD di Kelurahan Mojo yang meninggal dunia akibat HIV yang ditularkan dari ibunya.

Kehadirannya di sana tidak hanya sebagai bentuk simpati, tetapi juga untuk menyuarakan kepedulian terhadap masa depan anak-anak di Surabaya yang rentan terhadap penularan penyakit menular.

“Dengan peristiwa ini, mungkin ya orang menganggap ini hal yang sepele,” ujar Cak Ji saat melayat ke rumah duka, Rabu (23/10/2024).

Politisi kawakan PDIP Surabaya ini juga menyinggung minimnya perhatian masyarakat terhadap anak-anak dari kalangan biasa.

Baca Juga :  Dua Pesan Ketum PWDPI Untuk Pengurusnya

“Andaikan ini anaknya siapa-siapa, mungkin orang pada berdatangan. Tapi bagi saya, ini suatu pembelajaran, anak yang tidak pernah dosa tidak tahu apa perbuatan apa yang pernah dilakukan sama orang tuanya,” kata Cak Ji.

Kasus ini menurut Cak Ji sangat tragis, mengingat usia korban yang masih duduk di bangku kelas 2 SD. Ia mengimbau agar anak-anak yang berisiko seperti ini segera diungsikan untuk mendapatkan penanganan yang tepat, agar tidak menambah beban atau penderitaan keluarga.

“Anak masa pertumbuhan di kelas 2 SD sudah terpapar seperti ini. Nah, ini kan sangat-sangat tragis ya, jangan sampai nanti di Surabaya ada seperti ini,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Cak Ji juga menyampaikan pesan khusus kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga pertumbuhan anak-anak sesuai dengan usia dan pendidikan mereka.

Baca Juga :  Dua Pesan Ketum PWDPI Untuk Pengurusnya

“Jagalah anak-anak kita itu supaya tumbuh kembang sesuai dengan usianya, sesuai dengan pendidikannya, supaya mereka juga menjadi anak yang nantinya mempunyai suatu masa depan,” jelasnya.

Di sisi lain, Cak Ji menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya memberikan penyuluhan untuk mencegah penularan penyakit menular, termasuk HIV. Namun, ia mengakui tantangan dalam implementasi program ini.

“Ya, sering kali kita sudah banyak sih mengadakan penyuluhan-penyuluhan seperti itu melalui kader-kader atau lainnya. Tapi, namanya orang mungkin ya satu dua orang ada yang seperti itu kan kita tidak bisa memprediksi,” pungkasnya.(*)

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *