DIAGRAMKOTA.COM – Pada hari Sabtu, 10 Agustus 2024, Airlangga Hartarto secara resmi mengumumkan pengundurannya sebagai ketua Partai Golkar. Pengumuman ini mengejutkan banyak orang, terutama anggota dewan Partai Golkar.
Airlangga Hartarto, yang dikenal karena kepemimpinannya yang kuat dan visi politiknya yang jelas, telah menjadi kehadiran yang sangat dihormati di Partai Golkar selama bertahun-tahun.
Menurut anggota dewan Partai Golkar Palar Batubara, Airlangga Hartarto mengundurkan dirinya karena beberapa alasan. Salah satu alasan utamanya adalah keinginan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar.
Dengan mundur sebagai ketua, Airlangga Hartarto percaya bahwa ia dapat memberikan peran yang lebih signifikan dalam partai dan membantu memastikan keberlanjutan dan keberhasilan Partai Golkar di masa depan.
Pengunduran Airlangga Hartarto menandai akhir dari periode kepemimpinannya yang panjang dan sukses di Partai Golkar. Selama masa jabatannya sebagai ketua, Airlangga Hartarto telah memainkan peran penting dalam membentuk arah dan kebijakan partai.
Dilansir dalam laman Antara, ada beberapa hal terkait penyebab mundurnya Airlangga Hartarto. Mari simak ulasannya dibawah ini.
1. Adanya Kejanggalan di dalam Partai Golkar: Palar menilai, ada ‘sesuatu’ dibalik mundurnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian). Hal tersebut datang dari kursi pimpinan Partai Golkar yang diputuskan melalui Musyawarah Nasional (Munas) setiap lima tahun sekali.
“Kalau sampai dia mundur berarti ada sesuatu. Ini sesuaai seperti apa yang saya katakan tadi,” katanya.
Palar menilai peristiwa mundurnya Airlangga sebagai Ketum Partai Golkar dianggap sebagai tsunami politik. Jika peristiwa ini tidak diatasi dengan baik, maka, akan berdampak kepada partai politik di Tanah Air.
2. Demi Menjaga Solidaritas di Internal Golkar: Selain adanya isu kejanggalan di dalam Partai Golkar. Dasar pertimbangan pengunduran diri dari Airlangga Hartanto disebabkan untuk menjaga solidaritas di dalam jajaran Partai Golkar.
Airlangga menginginkan agar situasi dalam Partai Golkar lebih kondusif dalam masa transisi pemerintah di masa yang akan datang. Dalam menyikapi hal ini, Airlangga memutuskan untuk lebih berkosentrasi dalam kabinet Presiden Joko Widodo sebagai Menko Perekonomian.
3. Memilih Fokus kepada Kabinet Presiden Joko Widodo sebagai Menko Perekonomian: Dalam keputusannya mengundurkan diri sebagai Ketua Partai Golkar. Airlangga lebih dibutuhkan di dalam kabinet untuk mengantarkan masa transisi pemerintahan kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Banyak sekali program-program disiapkan sebagai program lanjutan untuk menjaga kesinambungan visi misi program 2 periode Jokowi – Ma’ruf. Sementara itu, juga ada visi misi program masa depan bagi Pak Prabowo dan Pak Gibran.
Selain itu, mundurnya Airlangga untuk menjaga semua agenda Partai Golkar. Termasuk agenda nasional.
4. Menjaga Stabilitas Transisi Pemerintahan dan Keutuhan Golkar: Dalam video resmi yang disiarkan oleh Partai Golkar di Jakarta pada Minggu (11/8/2024). Airlangga menjelaskan alasan dia muncur karena dirinya ingin menjaga keutuhan Partai Golkar.
Hal ini juga memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo ke pemerintahan Prabowo Subianto. “Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar,” ucapnya. (dk/akha)