DIAGRAMKOTA.COM – Sungai Welang di Kabupaten Pasuruan menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Dengan panjang aliran sekitar 40,09 km dan 57 anak sungai, Sungai Welang sering meluap saat musim hujan, menyebabkan banjir parah. Aliran air yang membawa material sedimen dari hulu menyebabkan pendangkalan di beberapa titik sungai, memperparah banjir.
Untuk menangani masalah ini, Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Belanda melalui nota kesepahaman (MoU) dalam bidang keairan. Kerja sama yang dimulai pada tahun 2020 ini telah memasuki tahap kedua, dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai pelaksana. Program ini menggunakan pendekatan multi-stakeholder dengan tiga prinsip utama:
- Kreasi Bersama yang Praktis: Solusi harus sesuai dengan kerangka kerja air di Indonesia.
- Solusi yang Dapat Ditiru: Solusi yang dikembangkan harus bisa diterapkan tanpa dukungan eksternal yang signifikan.
- Pemanfaatan Sumber Daya Lokal: Solusi harus menggunakan sumber daya lokal.
Kerjasama ini juga melibatkan masyarakat setempat secara aktif dalam pembangunan infrastruktur pengendalian banjir. Salah satu contoh keberhasilan adalah Imam, seorang manajer perkebunan teh yang menggunakan metode gully plug atau terucuk dengan hasil memuaskan. Namun, ia mengeluhkan limpasan air setelah hujan yang menghambat akses jalan di perkebunannya. Untuk mengatasi ini, Imam bekerja sama dengan Universitas Malang untuk mengumpulkan data dasar mengenai volume limpasan, pengaruh gully plug, sedimentasi, dan laju infiltrasi, dengan harapan dapat mengembangkan solusi lebih efektif.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengungkapkan pentingnya sinergi dengan Belanda dalam menghadapi tantangan pengelolaan air di daerah tersebut. “Kami berterima kasih kepada Pemerintah Belanda atas kerja samanya. Kami optimis bahwa melalui pendekatan kolaboratif dan berkelanjutan ini, masalah banjir di Sungai Welang dapat diatasi,” ujarnya.
Kerjasama ini menjadi contoh nyata bagaimana pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak internasional dapat bersatu untuk mengatasi masalah lingkungan yang kompleks, serta menginspirasi wilayah lain di Indonesia untuk mengambil langkah serupa dalam menangani tantangan keairan mereka. (dk/yud)