Diagramkota Surabaya – Menyambut 1 Suro atau pergantian tahun baru dalam kalender Jawa, warga Kelurahan/Kecamatan Tegalsari menghelat kegiatan doa bersama atau doa musahabah suroan di Situs Pendopo Agung Pesarean Eyang Kudo Kardono atau Yudo Kardono, Minggu malam, 7 Juli 2024.
Ketua RW 6 Tegalsari Epsant Abdillah mengatakan, kegiatan ini rutin yang pelaksanakannya setiap malam 1 Suro sejak tahun 1968. Hingga sekarang, kegiatan doa bersama tersebut terus digaungkan oleh warga sebagai wujud nguri-uri atau melestarikan budaya.
“Sejak lama, pendahulu kita, nenek moyang kita itu selalu mengadakan doa bersama dan pagelaran wayang kulit dalam menyambut 1 Suro,” ungkqp Epsant.
Pantauan di lokasi, warga tampak bersatu padu secara khusyuk memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar mendapat keberkahan dalam menjalani kehidupan.
Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh warga Kelurahan Tegalsari. Namun, warga dari wilayah lain juga turut serta berpartisipasi. Bahkan ada pula warga yang datang dari luar kota.
“Dengan semangat Suro, kami ingin mengajak masyarakat mengejahwantakan kemandirian di bidang ekonomi kerakyatan sekaligus berkepribadian kebudayaan luhur bangsa Indonesia,” jelas Epsant.
Sementara itu, salah satu sesepuh atau tokoh masyarakat setempat Harry Soeparman menjelaskan, Yudho Kardono memiliki nama asli Kuda Karjana (Kudo Karjono). Ia merupakan salah satu pangeran di masa Kerajaan Majapahit.
“Beliau adalah salah seorang panglima perang Kerajaan Majapahit yang di tugaskan untuk menjaga wilayah pesisir utara, wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit saat itu. Yakni daerah Surabaya, Gresik, dan sekitarnya. Raden Kudo Kardono merupakan komandan perang kepercayaan Raja Jayanagara atau Kalagemet,” jlentreh Cak Parman sapaan akrab tomas tersebut.