Kemiskinan di Lamongan Turun, Bupati Yuhronur Efendi Optimis Capai Target 2025

DAERAH1505 Dilihat

DIAGRAMKOTA.COM – Angka kemiskinan di Kabupaten Lamongan mengalami penurunan signifikan pada bulan Maret 2024. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lamongan, Bagyo Trilaksono, menyampaikan bahwa angka kemiskinan turun menjadi 12,16 persen dari 12,42 persen pada Maret 2023, menunjukkan penurunan sebesar 0,26 persen dalam satu tahun.

Penurunan ini terjadi meskipun garis kemiskinan meningkat menjadi Rp524.636,00 per kapita per bulan, naik 8,85 persen dari Rp481.969,00 pada Maret 2023. Bagyo mengungkapkan bahwa jumlah penduduk miskin dengan pengeluaran di bawah garis kemiskinan pada Maret 2024 mencapai 146,98 ribu jiwa, berkurang sebesar 2,96 ribu jiwa dibandingkan Maret 2023.

Bagyo menekankan pentingnya mempertahankan masyarakat yang rentan miskin agar tidak jatuh di bawah garis kemiskinan. “Mempertahankan masyarakat yang berada di garis atas atau rentan miskin agar tidak berada di garis kemiskinan juga merupakan sebuah capaian karena memerlukan usaha yang besar,” ujarnya.

Kemiskinan di Lamongan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Pada triwulan pertama tahun 2024, cuaca ekstrem berdampak negatif pada pendapatan mayoritas penduduk Lamongan yang berprofesi sebagai petani. Berdasarkan data survei BPS Lamongan, 63 persen garis kemiskinan didominasi oleh faktor pengeluaran rumah tangga berupa makanan, sementara 37 persen lainnya berasal dari faktor non-makanan.

Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, berkomitmen untuk meningkatkan pencukupan kebutuhan pokok masyarakat. Langkah-langkah yang diambil termasuk penyaluran bantuan pangan dan penggalakan penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA).

Yuhronur optimistis mencapai target satu digit angka kemiskinan pada 2025 dengan berbagai program prioritas seperti Lamongan Sehat, pendidikan berkualitas dan gratis bagi masyarakat kurang sejahtera (Perintis), Lumbung Pangan Lamongan, dan program Yakin Semua Sejahtera (YES).

Namun, upaya pemerintah ini tidak tanpa tantangan. Faktor eksternal seperti cuaca ekstrem terus menjadi hambatan bagi petani yang merupakan mayoritas penduduk Lamongan. Tantangan dalam mempertahankan masyarakat yang rentan miskin agar tidak jatuh ke bawah garis kemiskinan juga memerlukan usaha yang berkelanjutan dan koordinasi antara berbagai pihak.

Dengan berbagai upaya dan komitmen dari pemerintah daerah, diharapkan angka kemiskinan di Lamongan terus menurun, sehingga kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. (dk/yud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *