Upaya Mitigasi Bencana di Wilayah Terdampak Erupsi Semeru, Pembukaan Saluran Sungai 2,5 Km di Lumajang
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 12 jam yang lalu
- comment 0 komentar

(BPBD)
DIAGRAMKOTA.COM –Â Pembukaan alur sungai sepanjang 2.500 meter menjadi fokus utama pemerintah daerah dalam menghadapi ancaman banjir lahar hujan akibat erupsi Gunung Semeru. Langkah ini dilakukan untuk memastikan aliran air dapat berjalan lancar dan mengurangi risiko bencana yang kembali mengancam permukiman warga.
Kondisi Infrastruktur yang Rusak
Wilayah Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, menjadi salah satu area dengan dampak terparah. Sebanyak 232 rumah warga mengalami kerusakan sedang hingga berat akibat material vulkanik dan banjir lahar hujan. Selain itu, infrastruktur dasar seperti jalan lingkungan, saluran drainase, dan jaringan irigasi juga mengalami kerusakan.
Di desa tersebut, sekitar 1.000 meter akses jalan dan drainase rusak. Hal ini menyebabkan gangguan pada mobilitas warga serta distribusi bantuan logistik. Selain itu, tanggul penahan lahar juga dalam kondisi melemah dan membutuhkan pembangunan kembali.
Perluasan Alur Sungai
Bupati Lumajang, Indah Amperawati atau Bunda Indah, menjelaskan bahwa pembukaan alur yang telah dikerjakan baru mencapai 500 meter. Sisanya, sekitar 2.000 meter lagi, masih perlu dikerjakan agar aliran sungai aman dan mencegah banjir lahar hujan.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya mitigasi darurat yang dilakukan oleh Pemkab Lumajang. Dengan memastikan alur sungai berfungsi optimal, risiko bencana bisa diminimalkan dan masyarakat dapat lebih aman.
Kerusakan di Wilayah Lain
Di Kecamatan Candipuro, situasi jalur pelintas di Desa Jugosari berada dalam kondisi kritis. Untuk menjaga konektivitas antarwilayah, dibutuhkan pembangunan jembatan gantung sepanjang 300 meter. Jembatan ini akan menunjang mobilitas masyarakat, distribusi barang, serta layanan publik.
Selain itu, di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, tanggul sepanjang 300 meter juga dilaporkan rusak. Pembangunan kembali tanggul ini penting untuk melindungi lahan pertanian dan pemukiman warga dari kemungkinan terjangan lahar.
Evaluasi dan Penanganan Berkelanjutan
Bunda Indah menyatakan bahwa nilai kerusakan infrastruktur masih dalam proses asesmen. Hasil evaluasi ini akan menjadi dasar dalam menentukan kebutuhan penanganan berikutnya. Proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-erupsi Semeru diharapkan dapat berjalan lebih terarah dan terukur.
Kunjungan Tim Pengawas (Timwas) Penanganan Bencana DPR RI ke Lumajang diharapkan mampu memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Dengan dukungan lintas lembaga, penanganan bencana di wilayah rawan semakin terkoordinasi dan efektif.
Pentingnya Kolaborasi
Dalam upaya menghadapi bencana alam, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait sangat penting. Dengan pendekatan yang terpadu, langkah mitigasi dan rehabilitasi bisa dilakukan secara lebih cepat dan efisien.
Selain itu, pemantauan aktivitas Gunung Semeru tetap dilakukan untuk memastikan tidak ada ancaman baru yang muncul. Aktivitas erupsi masih tinggi, sehingga masyarakat diminta tetap waspada dan siap mengambil tindakan jika diperlukan. ***





Saat ini belum ada komentar