Dirjen Diktiristek Bicara Kesenjangan Pendidikan Tinggi dan Beri Penguatan UNESA Menuju PTNBH Berkelas Dunia

PERISTIWA1096 Dilihat

Diagram Kota Surabaya – Pendidikan tinggi di Indonesia menghadapi tiga tantangan yaitu kesenjangan akses, kesenjangan kualitas, dan kesenjangan relevansi. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek), Kemendikbudristek, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, M.Sc., dalam FGD Bulan Pendidikan di UNESA pada Sabtu, 4 Mei 2024.

Pertama, terkait kesenjangan akses, Dirjen Diktiristek menyebutkan angka partisipasi kasar akses pendidikan tinggi di Indonesia ada di kisaran 30-40%. Artinya, jumlah lulusan SMA/SMK/sederajat yang kuliah masih terbatas. Angka tersebut masih di bawah Vietnam dan Thailand, apalagi Singapura.

Kedua, kesenjangan kualitas. Jumlah PTN dan PTS di Indonesia terbilang fantastis yaitu sekitar 4.356 perguruan tinggi. Banyaknya perguruan tinggi menimbulkan kesenjangan kualitas, baik dari aspek pembelajaran, hingga dosennya.

Baca Juga :  Klinik atau Penjara? Ibu dan Bayi 'Ditahan' Gara-Gara Tak Mampu Bayar 2 Juta

Ketiga, kurangnya relevansi perguruan tinggi. Dengan hadirnya program merdeka belajar, kesenjangan antara lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia industri semakin dipersempit.

Guna menjawab kesenjangan tersebut, arah kebijakan dan strategi Ditjen Diktiristek yaitu meningkatkan angka partisipasi akses pendidikan tinggi, meningkatkan mutu dan relevansi, dan meningkatkan mutu dosen dan tenaga kependidikan.

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *