Kisah Awal Mula Sebuah Penghianatan
Oleh: Saiful Huda Ems, Lawyer dan Penulis.
Diagram Kota Surabaya – Pada awalnya ia hanyalah seorang tukang kayu di sebuah daerah yang hidupnya sangat sederhana, sampai kemudian seorang putri proklamator memberinya kepercayaan untuk menjadi Walikota di daerahnya.
Kedekatannya pada masyarakat kecil membuat namanya populer hingga ke Ibu Kota. Diapun kemudian dipercayai lagi oleh putri proklamator itu untuk menjadi Gubernur di Jakarta, yang membuat namanya semakin populer.
Putri proklamator itu sangat menyayanginya, bahkan dianggapnya sudah seperti putranya sendiri, terlebih ketika ia mulai terlihat mampu mengimplementasikan pikiran-pikiran Sang Proklamator.
Diapun dipercaya lagi untuk menjadi Calon Kepala Negara dan terpilih hingga dua kali. Putri Proklamator itu sangat bangga padanya, sebelum pada akhirnya Putri Proklamator itu mengetahui perubahan sikapnya yang tiada seorangpun menduganya.
Sanjungan demi sanjungan yang datang padanya membuatnya lupa diri dan kesombongannya kian membumbung tinggi, seolah merasa tiada seorangpun di negeri ini yang akan sanggup mengungguli kehebatan dirinya dalam berpolitik dan mengurus negara.
Dia sama sekali tidak pernah mau mengerti dan menyadari, bahwa ia menjadi hebat bukan semata karena dirinya, melainkan karena dukungan kuat dari Sang Putri Proklamator dan semua kader-kader partainya yang sangat militan.
Para penjilat yang mengerumuninya semakin hari semakin banyak, mulai dari mereka yang menginginkan proyek dan jabatan, sampai mereka yang menginginkan perlindungan setelah ketahuan melakukan korupsi dan berurusan dengan penegak hukum.
Dari pergaulan barunya dengan para mafia dan koruptor-koruptor papan atas itulah, ia mulai berpikir untuk menjadi penguasa yang ketiga kalinya. Namun Sang Putri Proklamator itu sudah semakin tau karakternya yang tamak dan serakah.
Maka ketika ia meminta dukungan dari Sang Putri Proklamator untuk menjabat yang ketiga kalinya, segera ditolaknya secara tegas. Bagi Sang Putri Proklamator, pelanggaran terhadap Konstitusi merupakan pantangan bagi dirinya.
Nafsu bejat alias birahi berkuasanya kembali yang menggebu-gebu membuatnya semakin gelap mata, terlebih lagi ketika keinginannya itu ditolak oleh Sang Putri Proklamator secara terang-terangan.
Maka disusunlah kemudian sebuah rencana jahat untuk memotong seluruh agenda politik Sang Putri Proklamator. Ia memaksa agar calon yang akan diusung oleh Putri Proklamator diduetkan saja dengan salah seorang pembantunya di istana. Pembantunya menjadi Calon Kepala Negara, sedangkan orang yang akan diusung Putri Proklamator dipaksa untuk menjadi Calon Wakilnya.
Sang Putri Proklamator yang sudah mengetahui gerak gerik jahatnya tak bersedia mengikuti skenarionya, makanya ketika ia pergi keluar negeri, Sang Putri Proklamator langsung mendeklarasikan calon yang akan diusungnya.
Dia yang mendapatkan kabar itu langsung murka, sampai kemudian ia memaksa adik iparnya untuk menuruti semua skenario jahat berikutnya. Adik ipar lalu membuat keputusan yang sangat kontroversial, tak peduli lagi apapun reaksi yang ada di masyarakat.
Keponakannya tak lama kemudian langsung dideklarasikan sebagai Calon Wakil Kepala Negara, setelah sebelumnya bapaknya memanggil semua ketua-ketua umum partai yang menjadi sandera politiknya untuk mau mendukung rencana jahatnya.
Negeri inipun berguncang hebat, namun dia sangat faham betul bahwa rakyat yang telah dibutakan dan dimiskinkannya tak akan bereaksi banyak. Ia sangat mengerti, Bansos yang digencarkan sebelum pertandingan, akan menumpulkan daya kritis rakyatnya.
Kecurangan demi kecurangan yang direncanakannya semuanya berjalan sempurna, nyaris tak ada protes atau perlawanan yang berarti. Langkah-langkah antisipasinya bahkan ketika perlawanan akan datang dari kubunya sendiri sudah dihitungnya.
Partai yang suaranya dicuri untuk dialihkan ke partai yang didukungnya, ketua umumnya diangkat jadi menteri. Lalu partai yang digembar-gemborkannya akan masuk Senayan, dicarikan suara dari partai Tanah Suci setelah ia tau partai kesayangannya tak memenuhi syarat untuk masuk Senayan.
Ia rupanya masih sangat percaya diri untuk menjadi penguasa selamanya, meskipun kini anaknya hanya menjadi Calon Wakil Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Sebab ketika politik berjalan sesuai skenarionya, ia merasa akan tetap sebagai pengendali kekuasaan selamanya…(SHE).
–BERSAMBUNG–