Bandara Kertajati vs Stasiun Whoosh: Perbandingan Akses dan Jarak dari Bandung
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 22 jam yang lalu
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM — Kota Bandung kini memiliki dua akses penting dari luar daerah yaitu Bandara Internasional Kertajati di Majalengka dan Stasiun Whoosh Tegalluar, titik akhir kereta cepat Jakarta–Bandung alias Whoosh.
Keduanya menjadi pintu bagi para pelancong, pebisnis, maupun warga yang beraktivitas keluar-masuk Bandung. Namun, perbedaan jarak keduanya menuju pusat kota cukup signifikan dan berdampak langsung pada kenyamanan perjalanan.
Bandara Internasional Kertajati, yang terletak di wilayah Majalengka, berjarak sekitar 98 kilometer dari pusat Kota Bandung. Pada beberapa rute lain, jaraknya bisa mencapai sekitar 68 kilometer tergantung jalur tol yang dipilih. Namun, rute paling umum yang terhubung dengan Tol Cisumdawu membuat jarak mendekati 100 kilometer.
Dengan kondisi normal, waktu tempuh dari Kertajati menuju Bandung berada pada kisaran 1 hingga 1,5 jam melalui tol. Meskipun relatif jauh, kehadiran Tol Cisumdawu setidaknya membuat akses lebih mulus dibandingkan sebelum tol tersebut beroperasi.
Berbeda dengan Kertajati, Stasiun Whoosh Tegalluar yang terletak di wilayah Bandung Timur menawarkan jarak yang jauh lebih dekat. Dari Tegalluar ke pusat Kota Bandung, jaraknya hanya sekitar 20 hingga 25 kilometer.
Dengan jarak yang relatif pendek, perjalanan dari Tegalluar menuju pusat kota dapat ditempuh hanya dalam 30–45 menit, baik menggunakan mobil pribadi, shuttle resmi Whoosh, maupun layanan DAMRI.
Perbedaan jarak ini memberikan gambaran jelas bahwa akses dari dan menuju Stasiun Tegalluar jauh lebih praktis dibandingkan dari Bandara Kertajati.
Namun, Bandara Kertajati memiliki kelebihan lain, terutama untuk penumpang pesawat yang memerlukan penerbangan domestik dan internasional yang tidak tersedia di Bandung.
Berkembangnya koneksi melalui udara maupun kereta cepat membuat Bandung berada dalam posisi yang penting. Penduduk dan para pengunjung bisa memilih alat transportasi sesuai dengan keperluan mereka.
Bandara Kertajati Kalah Pamor
Data pariwisata Jawa Barat menunjukkan perubahan pola penggunaan transportasi yang digunakan oleh wisatawan asing untuk menuju Jawa Barat.Wisman) pada Oktober 2025.
Hal tersebut terlihat dari penurunan jumlah wisatawan mancanegara yang tiba melalui Bandara Kertajati, meskipun terjadi kenaikan kunjungan warga negara asing ke Jawa Barat, namun terdapat peningkatan penggunaan kereta cepat Whoosh. Selain itu, perjalanan wisatawan nusantara juga menunjukkan kenaikan yang sama.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara melalui pintu masuk Bandara Kertajati hanya sebanyak 151 kunjungan pada bulan Oktober 2025.
Angka ini mengalami penurunan sebesar 42,59% dibandingkan bulan sebelumnya, September 2025, yang mencapai 263 kunjungan.
Secara keseluruhan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara melalui bandara tersebut selama Januari–Oktober 2025 mengalami penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024, yaitu 2.717 kunjungan dibandingkan sebelumnya 9.237 kunjungan.
Wisatawan yang memasuki Jawa Barat melalui Kertajati masih didominasi oleh pengunjung dari Singapura sebesar 30,46%, diikuti oleh Malaysia dengan 15,23%.
Staf Ahli Tingkat Menengah BPS Provinsi Jawa Barat, Ninik Anisah, menyampaikan bahwa penurunan di Kertajati tidak berarti jumlah kunjungan wisatawan asing ke Jawa Barat secara keseluruhan menurun. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran titik masuk wisatawan asing, yaitu melalui kereta cepat.Whoosh.
Berdasarkan laporan BPS Jawa Barat, jumlah kedatangan wisatawan asing melalui Whoosh mencapai 16.431 kunjungan pada bulan Oktober 2025.
Meskipun angka tersebut mengalami penurunan sebesar 17,30% dari bulan ke bulan (MoM) dibandingkan September 2025 (19.867 kunjungan), jumlah kunjungan wisatawan asing pada Oktober 2025 naik sebesar 20,33% secara tahunan (YoY) dibandingkan Oktober 2024.
Secara keseluruhan, data dari Januari hingga Oktober 2025 menunjukkan bahwa jumlah pendatang asing yang masuk ke Jawa Barat melalui Whoosh mencapai 160.648 kunjungan. Angka ini meningkat sebesar 48,18% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024, yang hanya mencapai 115.170 kunjungan.
Peningkatan yang signifikan juga terjadi di sektor dalam negeri. Jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) pada bulan Oktober 2025 mencapai 17,04 juta perjalanan, meningkat sedikit 0,10% dibanding bulan sebelumnya dan naik sebesar 24,03% dibanding tahun sebelumnya.
“Secara total, jumlah perjalanan wisatawan domestik dari Januari hingga Oktober 2025 mencapai 175,57 juta perjalanan, meningkat sebesar 28,73% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024 yang hanya mencapai 136,39 juta perjalanan,” katanya.
Di sisi lain, selama bulan Januari hingga Oktober 2025, destinasi wisata domestik masih didominasi oleh Bodebek dan Bandung Raya, yang berkontribusi sebesar 51,71% dari total perjalanan.
“Perjalanan ke Kabupaten Bogor masih yang tertinggi sebesar 14,85 persen, diikuti perjalanan ke Kota Bandung sebesar 11,30%,” ungkap dia. ***





Saat ini belum ada komentar