Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » POLITIK » Peran Soekarno dalam Diplomasi Indonesia

Peran Soekarno dalam Diplomasi Indonesia

  • account_circle Diagram Kota
  • calendar_month 6 jam yang lalu
  • comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Paling tidak terdapat beberapa hal yang dapat kita gunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai peran Soekarno dalam politik luar negeri Indonesia. Salah satu yang paling terkenal ialah prinsip politik bebas aktif.

Secara umum, pandangan politik Bung Karno dapat kita lihat melalui beberapa kebijakan berikut:

1. Prinsip Bebas Aktif

Soekarno mementingkan kebijakan netral, menolak mendukung Blok Barat maupun Blok Timur. Tujuannya adalah membangun hubungan dengan berbagai negara berdasarkan prinsip bebas aktif.

2. Konferensi Asia-Afrika (KAA)

Salah satu langkah besar yang dilakukannya adalah menginisiasi Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. Pertemuan ini menjadi dasar kerja sama antara negara-negara Asia dan Afrika serta awal mula Gerakan Non-Blok.

3. Gerakan Non-Blok (GNB)

Indonesia pada masa Soekarno merupakan salah satu pendiri Gerakan Non-Blok (GNB) pada tahun 1961, yaitu suatu gerakan yang mengumpulkan negara-negara yang tidak memihak pada blok kekuatan utama dunia.

4. Pembebasan Irian Barat

Kebijakan luar negeri juga mengarah pada prioritas nasional, termasuk upaya diplomatik dan persaingan untuk memulihkan Irian Barat dari tangan Belanda.

5. “Membangun Dunia yang Baru”

Soekarno memberikan pidato penting dengan tema “Membangun Tatanan Dunia Baru” dalam Sidang Umum PBB ke-XV, yang menunjukkan pandangannya mengenai dunia yang lebih adil dan harmonis.

6. Konfrontasi dengan Malaysia

Pada masa Demokrasi Terpimpin, kebijakan luar negeri Indonesia cenderung menyimpang dari prinsip bebas aktif murni, dengan menunjukkan ketegangan terhadap Malaysia dan memperkuat hubungan dengan Blok Timur (politik poros Jakarta-Peking).

7. Keluar dari PBB

Puncak dari kebijakan yang bersifat konfrontatif ini adalah keputusan Indonesia untuk meninggalkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1965, sebagai bentuk protes terhadap masuknya Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Puncak dari prestasi politik luar negeri Bung Karno adalah Konferensi Asia Afrika

Dapat dikatakan bahwa puncak prestasi politik luar negeri Bung Karno terlihat dari Konferensi Asia Afrika 1955 yang berlangsung di Bandung.

Pertemuan Asia-Afrika pertama yang diadakan di Bandung pada tahun 1955 merupakan warisan penting Indonesia bagi perdamaian global. KAA menghasilkan Gerakan Non-Blok yang pada masa itu berupaya mengurangi ketegangan Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

KAA diselenggarakan di Bandung pada 18-24 April 1955. Konferensi Asia Afrika Bandung dihadiri oleh 29 pemimpin dari benua Asia dan Afrika. Mereka mewakili sebagian besar penduduk dunia.

Pihak yang mendukung dan menyelenggarakan KAA adalah:

– Indonesia

– India

– Birma (Myanmar)

– Pakistan

– Sri Lanka

Lima negara ini memiliki masalah yang berbeda-beda, antara lain:

– Ketidakmauan Barat untuk berdiskusi mengenai nasib bangsa Asia – Kekeraskepalaan Barat dalam tidak ingin berunding tentang nasib bangsa Asia – Penolakan Barat terhadap dialog mengenai masa depan bangsa Asia – Ketidaksediaan Barat untuk melakukan pembicaraan tentang nasib bangsa Asia – Kebiasaan Barat yang enggan berunding mengenai nasib bangsa Asia

– Ketegangan yang terjadi antara Tiongkok dan Amerika Serikat

– Keinginan untuk membentuk perdamaian dengan Tiongkok dan Barat

– Penentangan terhadap pemerintahan kolonial, khususnya pengaruh Prancis di Afrika Utara

– Perselisihan Indonesia dengan Belanda mengenai Irian Jaya – Perbedaan antara Indonesia dan Belanda terkait Irian Jaya – Konflik Indonesia melawan Belanda tentang Irian Jaya – Sengketa wilayah Indonesia dengan Belanda terkait Irian Jaya – Perdebatan Indonesia dan Belanda mengenai Irian Jaya

Peserta berasal dari berbagai negara di Afrika, Asia, hingga Timur Tengah. Di antaranya:

– Afghanistan

– Kamboja

– China

– Mesir

– Ethiopia

– Pantai Gading

– Iran

– Irak

– Jepang

– Yordania

– Laos

– Lebanon

– Liberia

– Libya

– Nepal

– Filipina

– Arab Saudi

– Sudan

– Suriah

– Thailand

– Turki

– Vietnam Utara

– Vietnam Selatan

– Yaman

Di Konferensi Asia Afrika Bandung, mereka membahas isu-isu yang dihadapi negara-negara bekas jajahan Barat yang sedang berkembang. Mulai dari masalah perdamaian, peran negara-negara dunia ketiga atau negara berkembang dalam Perang Dingin, pertumbuhan ekonomi, serta proses dekolonisasi.

Banyak peserta yang hadir, khususnya dari Afrika, mewakili dan menyampaikan harapan negara-negara yang sedang dalam proses merdeka. Harapan negara-negara Asia-Afrika melahirkan Deklarasi Bandung.

Pandangan Dasasila Bandung mencakup prinsip-prinsip dari Piagam PBB serta Lima Prinsip Jawaharlal Nehru, yang merupakan Perdana Menteri India.

Berikut isi Dasasila Bandung:

1. Menghargai hak-hak dasar manusia serta tujuan dan prinsip-prinsip yang tercantum dalam Piagam PBB

2. Menghargai kedaulatan dan kesatuan wilayah setiap bangsa

3. Mengakui kesamaan antara semua suku bangsa dan kesamaan antara semua negara, besar maupun kecil

4. Tidak melakukan campur tangan atau pengaruh terhadap isu-isu internal negara lain

5. Menghargai hak setiap bangsa untuk bertahan hidup secara mandiri maupun bersama, sesuai dengan Piagam PBB

6. Tidak memanfaatkan aturan-aturan pertahanan kolektif untuk bertindak demi kepentingan khusus dari satu negara besar, dan tidak melakukan hal yang sama terhadap negara lainnya

7. Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman yang bersifat agresif serta penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara.

8. Menyelesaikan semua sengketa internasional secara damai, seperti negosiasi, kesepakatan, arbitrase, atau metode damai lainnya, sesuai dengan pilihan pihak-pihak yang terlibat, sesuai dengan Piagam PBB

9. Meningkatkan kepentingan bersama dan kolaborasi

10. Menghargai peraturan hukum dan tanggung jawab–kewajiban internasional

Dasar Bandung menjadi harapan bagi seluruh peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung, terutama karena sebagian besar peserta pernah mengalami penjajahan. KAA Bandung nantinya memberikan inspirasi kepada Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, dan Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser dalam membentuk Gerakan Non-Blok.

Begitulah bagaimana Peran Soekarno dalam politik luar negeri Indonesia. Semoga bermanfaat.

Penulis

Berita Hari ini Terbaru dan Terkini Diagramkota.com

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Jadwal Indosiar, Selasa 14 Oktober 2025: Laga Seru PSBS Biak vs Persib dan Indonesia vs Myanmar

    • calendar_month Jum, 17 Okt 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 62
    • 0Komentar

    Jadwal Acara Indosiar Hari Ini, Jumat 17 Oktober 2025 DIAGRAMKOTA.COM – Berikut adalah jadwal lengkap acara yang akan tayang di Indosiar pada hari Jumat, 17 Oktober 2025. Dari pagi hingga malam hari, berbagai program menarik siap menghibur penonton. Berikut rincian jadwalnya: Program Siang Hari Pada pagi hari, para penonton dapat menyaksikan program Merangkai Kisah Indah yang […]

  • Tolak Eksekusi Rumah Surabaya, GRIB Jaya Jatim Bersama MAKI Jatim Kawal Keluarga TNI AL

    • calendar_month Sel, 25 Feb 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 148
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Pembina Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jawa Timur, Drg. David Andreasmito, menyatakan keprihatinannya terhadap praktik mafia tanah dan peradilan yang telah mengorbankan hak hidup Ibu Tri Kumala Dewi.

  • Isu Pungutan dalam SPMB SMAN 12 Surabaya, Pihak Sekolah Bantah Keras

    • calendar_month Kam, 24 Jul 2025
    • account_circle Adis
    • visibility 104
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Dugaan praktik pungutan liar (pungli) mencuat di lingkungan SMA Negeri 12 Surabaya, usai seorang jurnalis investigasi mengungkap permintaan dana hingga Rp25 juta yang diduga melibatkan oknum kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan seorang guru yang menangani entry data peserta didik baru. Kasus ini bermula saat jurnalis tersebut mencoba membantu dua calon peserta didik […]

  • Momen Haru Keluarga Personel Ops Damai Cartenz-2025 Beri Dukungan Lewat Udara

    • calendar_month Jum, 7 Feb 2025
    • account_circle Teguh Priyono
    • visibility 128
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Jauh dari keluarga merupakan tantangan besar bagi personel Ops Damai Cartenz-2025 yang bertugas di Papua. Namun, di Pos Ops Damai Cartenz-2025 Sektor Timika, Kamis (6/2), momen haru tersaji saat para personel mendapat dukungan dan semangat secara serentak dari keluarga masing-masing melalui panggilan seluler. Di sela-sela tugas menjaga keamanan, mereka meluangkan waktu sejenak untuk […]

  • Serunya Belajar di Luar Kelas, Siswa SDIT Madani Eksplorasi Sidoarjo

    • calendar_month Rab, 19 Feb 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 134
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Siswa SDIT Madani Ekselensia Sidoarjo kembali merasakan pengalaman belajar yang berbeda melalui kegiatan eksplorasi edukatif di berbagai lokasi menarik di Sidoarjo. Dengan mengusung tema “Belajar dari Sekitar Kita,” kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung serta memperkaya wawasan siswa tentang potensi daerah mereka. Sejak pagi, ratusan siswa berkumpul di lapangan sekolah dengan penuh […]

  • DPRD Surabaya Bahas Raperda Hunian Layak: Tak Hanya untuk Warga Miskin

    • calendar_month Sel, 7 Okt 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 99
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM — Komisi A DPRD Surabaya bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota Surabaya menggelar rapat Panitia Khusus (Pansus) untuk membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Hunian dan Kawasan Permukiman Layak, Senin (6/10/2025). Rapat pansus Raperda hunian layak ini, menyoroti perlunya pengaturan yang lebih komprehensif agar kebijakan hunian layak tidak semata berpihak pada masyarakat […]

expand_less
Exit mobile version