Identitas Terduga Pelaku OTT di Ponorogo
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sab, 8 Nov 2025
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan bahwa tujuh orang yang terlibat dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Ponorogo, Jawa Timur, telah dibawa ke Jakarta. Mereka termasuk Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, Sekretaris Daerah (Sekda), dan sejumlah pejabat lainnya. Salah satu dari mereka adalah adik Bupati.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, salah satu pihak yang ditangkap adalah Sekretaris Daerah Ponorogo, Agus Pramono. KPK juga menyebutkan bahwa ada tiga orang dari kalangan swasta yang ikut terlibat dalam OTT tersebut.
Proses Penangkapan dan Status Hukum
Operasi ini dilakukan karena dugaan tindak pidana korupsi terkait mutasi dan rotasi jabatan di lingkungan pemerintahan setempat. Dalam waktu 24 jam, KPK akan menentukan status hukum dari para tersangka. Sebelumnya, KPK mengonfirmasi bahwa sebanyak 13 orang ditangkap dalam OTT tersebut. Namun, hanya tujuh dari mereka yang dibawa ke Gedung Merah Putih KPK di Jakarta.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, tiba di Gedung Merah Putih KPK pada pukul 08.10 WIB. Ia disambut oleh tim penyidik KPK untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Selain itu, beberapa pihak yang diamankan juga akan menjalani proses hukum sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
Riwayat OTT KPK Tahun 2025
Operasi tangkap tangan di Ponorogo merupakan yang ketujuh yang dilakukan oleh KPK sepanjang tahun 2025. Sejak awal tahun, KPK telah melakukan berbagai penindakan terhadap kasus korupsi yang melibatkan pejabat publik di berbagai daerah.
Beberapa contoh OTT yang telah dilakukan antara lain:
– Pada Maret 2025, KPK menangkap anggota DPRD dan pejabat Dinas PUPR Kabupaten Ogan Komering Ulu.
– Pada Juni 2025, OTT terkait dugaan suap proyek pembangunan jalan di Dinas PUPR Provinsi Sumut.
– Pada Agustus 2025, OTT terkait kasus dugaan korupsi proyek rumah sakit di Kolaka Timur.
– Pada Agustus 2025, KPK juga menangkap pelaku dugaan suap terkait pengelolaan kawasan hutan.
– Pada Agustus 2025, OTT terkait pemerasan pengurusan sertifikasi K3 di Kementerian Ketenagakerjaan.
– Pada November 2025, KPK menangkap Gubernur Riau Abdul Wahid terkait dugaan pemerasan di lingkungan pemerintahan.
Reaksi dan Isu yang Muncul
Peristiwa ini memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan lembaga independen. Beberapa isu seperti cacat kultural birokrasi dan sistem jatah preman dalam korupsi mulai kembali menjadi perhatian publik. Selain itu, banyak pihak menilai bahwa OTT yang dilakukan KPK harus lebih transparan dan efektif dalam memberantas korupsi secara menyeluruh.
Persiapan dan Langkah Berikutnya
Setelah penangkapan, KPK akan melakukan pemeriksaan intensif terhadap semua pihak yang terlibat. Proses penyidikan akan dilakukan secara terbuka agar dapat dipantau oleh masyarakat. Selain itu, KPK juga akan memastikan bahwa semua bukti yang terkumpul cukup kuat untuk mendukung proses hukum yang akan dijalani oleh tersangka.

Saat ini belum ada komentar