Menteri Perhubungan Ungkap Prestasi 1 Tahun Prabowo-Gibran di Transportasi
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sel, 21 Okt 2025
- comment 0 komentar

Peningkatan Konektivitas dan Keselamatan Transportasi dalam 1 Tahun Pemerintahan Baru
DIAGRAMKOTA.COM – Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan konektivitas sektor transportasi. Hal ini dilakukan dengan fokus pada pengembangan transportasi darat, laut, kereta api, maupun udara. Menurut Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, konektivitas dan keselamatan menjadi dua hal utama yang harus diperhatikan dalam mewujudkan sistem transportasi yang andal, efisien, serta berkeadilan.
Konektivitas transportasi memiliki dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan pemerataan wilayah. Selain itu, peningkatan aksesibilitas juga membuka peluang usaha dan mengurangi kesenjangan antar daerah. Dudy menegaskan bahwa keselamatan transportasi adalah prioritas utama dalam setiap kebijakan yang diambil.
Capaian dalam Pengoperasian Transportasi
Selama masa liburan Natal 2024, Tahun Baru 2025, dan Idulfitri 2025, mobilitas masyarakat meningkat secara signifikan. Namun, angka kecelakaan jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data dari Integrated Road Safety Management System (IRSMS) Korlantas Polri, jumlah kecelakaan selama Nataru 2024/2025 turun sebesar 13,96% dibandingkan Nataru 2023/2024. Sementara itu, pada Lebaran 2025, jumlah kecelakaan juga turun sebesar 31,37%. Angka korban meninggal dunia akibat kecelakaan juga mengalami penurunan drastis, yaitu dari 324 orang pada 2024 menjadi 223 orang pada 2025.
Pengembangan Transportasi Darat
Di sektor transportasi darat, Kemenhub telah melaksanakan berbagai program seperti angkutan lintas batas negara, subsidi angkutan orang dan barang, serta modernisasi layanan angkutan perkotaan. Layanan perintis mencakup sekitar 75% daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan. Hasil survei triwulan II/2025 menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan transportasi darat mencapai 96,01%.
Selain itu, Kemenhub juga fokus pada pengendalian truk over dimension over loading (ODOL). Dudy menyatakan bahwa semakin cepat tindakan diambil, semakin sedikit risiko kecelakaan yang akan terjadi. Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen untuk segera melakukan pemeriksaan dan pembatasan ODOL agar tidak memberikan celah bagi kecelakaan lalu lintas.
Pengembangan Transportasi Laut
Di sektor laut, beberapa program telah dilaksanakan, termasuk layanan kapal perintis penumpang dan barang, penyelenggaraan public service obligation (PSO), layanan rede transport, serta kapal khusus ternak. Saat ini, terdapat 107 trayek kapal perintis dengan kapasitas 38.604 penumpang dan 16.753 ton barang, serta 26 kapal PSO. Selain itu, Kemenhub juga memperkuat layanan tol laut dan pelayaran perintis.
Hingga September 2025, program Tol Laut telah melakukan 523 voyage dan melayani 104 pelabuhan dari barat hingga timur Indonesia. Hal ini menunjukkan peningkatan aksesibilitas dan keterhubungan antar daerah.
Pengembangan Transportasi Udara
Sementara itu, di sektor udara, pengembangan dilakukan melalui layanan penerbangan perintis dan jembatan udara. Saat ini, terdapat 266 rute perintis penumpang, 46 rute perintis kargo, serta 1 rute subsidi udara kargo. Selain itu, 36 bandara umum ditetapkan sebagai bandara internasional.
Pada Januari–Agustus 2025, jumlah penumpang internasional mencapai sekitar 13,5 juta, naik 9,54% dibanding periode yang sama pada 2024. Dengan status internasional, pembangunan bandara menjadi lebih merata, konektivitas global meningkat, serta bandara menjadi pusat perdagangan, pariwisata, investasi, dan pendukung pertahanan negara.
Tantangan di Masa Depan
Meski capaian dalam pengembangan transportasi cukup signifikan, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah memperkuat konektivitas antardaerah dan menjaga keselamatan di semua moda transportasi. Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI Pusat, Djoko Setijowarno, menegaskan bahwa kunci dari integrasi transportasi adalah kualitas layanan transportasi umum. Jika kualitas transportasi belum memadai, maka integrasi sulit dilakukan.
“Selama kualitas transportasi jelek, apa yang mau diintegrasikan? Kalau konektivitas oke, jaringan jalannya koneksi kan sudah ada, tetapi integrasinya enggak ada,” ujarnya.

Saat ini belum ada komentar