Komisi A Tegaskan Program Gen Z Rp47 Miliar Mampu Dorong Kemandirian Ekonomi Pemuda Berkelanjutan
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Kam, 23 Okt 2025
- comment 0 komentar

Wakil Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya, Rio Pattiselanno dari Fraksi PSI (dk)
DIAGRAMKOTA.COM — Wakil Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya, Rio Pattiselanno dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), menilai keberhasilan program pemberdayaan pemuda tak hanya diukur dari besar kecilnya anggaran, tetapi dari keberlanjutan dan dampak riil yang dirasakan anak muda di lapangan.
Menurutnya, alokasi dana Rp47 miliar untuk pemberdayaan Gen Z yang tercantum dalam RAPBD 2026 akan efektif bila mampu menciptakan ekosistem usaha yang berkelanjutan, bukan sekadar kegiatan seremonial.
“Yang penting bukan hanya ada anggarannya, tapi bagaimana keberlanjutan itu dijaga. Bukan cuma satu kali jalan, tapi terus berkembang. Keberlanjutan itu juga mencakup bagaimana produk yang dihasilkan anak-anak muda ini bisa punya pangsa pasar setelah jadi barang,” jelas Rio saat ditemui di ruang paripurna DPRD Surabaya pascarapat pembahasan RAPBD 2026 bersama Camat dan Lurah se-Surabaya, Kamis (23/10/2025).
Dari Produk Lokal ke Toko Modern dan Hotel
Politisi PSI ini, mencontohkan sejumlah praktik baik yang sudah berjalan di beberapa wilayah, seperti Sukolilo, Rungkut, dan Tenggilis Mejoyo, di mana kelompok pemuda berhasil mengembangkan produk kreatif berbasis komunitas dengan dukungan camat setempat.
“Contohnya di Rungkut dan Tenggilis Mejoyo, anak-anak muda menghasilkan produk dari hasil pelatihan mereka. Lalu, Pak Camatnya ini cerdas, menggandeng toko modern bahkan hotel-hotel untuk memasarkan hasil kerja mereka. Misalnya produk ikan, sayuran, atau kue kering, semuanya diserap langsung oleh pihak hotel atau toko modern. Jadi ada linkage antara pelatihan, produksi, dan pasar,” paparnya.
Ia menilai pola kemitraan seperti itu seharusnya menjadi acuan agar program pemuda tidak berhenti di tahap pelatihan saja, melainkan bisa berkembang menjadi jaringan ekonomi yang produktif dan mandiri.
Komisi A Tolak Program One-Time Hit
Lebih lanjut, Rio menegaskan agar camat dan lurah tidak menggunakan dana pemuda untuk kegiatan yang bersifat sekali jadi (one time hit) seperti lomba atau acara seremonial tanpa keberlanjutan.
