Kecemasan Keluarga Saat Evakuasi Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Kam, 2 Okt 2025
- comment 0 komentar

Insiden Ambruknya Mushala di Pondok Pesantren Al Khoziny
DIAGRAMKOTA.COM – Pada Senin (29/9/2025), terjadi insiden tragis di Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Bangunan tiga lantai yang berfungsi sebagai mushala di ponpes tersebut ambruk dan menimpa para santri yang sedang melaksanakan shalat ashar sekitar pukul 15.00 WIB.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, kembali meninjau evakuasi korban ambruknya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, pada Selasa (30/9/2025). Ia menjelaskan bahwa dalam proses evakuasi kali ini dilakukan secara hati-hati meskipun dua alat berat siap diterjunkan. Namun, ketika tim penyelamat mencoba mengangkat puing-puing menggunakan ekskavator, terjadi lendutan dari balok-balok yang berisiko semakin ambles.
“Ini memang kerja yang luar biasa, area yang sangat sempit dan berbahaya karena kita bicara potongan-potongan dari pelat bajanya yang kalau terkena leher bisa bahaya sekali,” kata Emil kepada awak media.
Dari lima titik akses penyelamatan yang dapat dijangkau, ditemukan sekitar 11 korban tambahan lainnya yang masih terperangkap. Ada tiga orang yang bergerak secara simultan, dari satu titik ada dua korban, dan dari sini ada dua korban lagi. Totalnya sudah mencapai 11 korban yang masih berjuang.
Beberapa korban yang masih terperangkap diberikan makanan dari dalam. Estimasi dari satu korban yang sedang saat ini sudah bisa diakses, diberikan roti di dalam, dia bisa makan sendiri.
Penanganan Korban oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
Bupati Sidoarjo, Subandi, menegaskan bahwa segala biaya pengobatan para korban akan ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo. Ia telah mengerahkan ratusan personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dari Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Provinsi. “Ya, juga dari kapolres, pemda, semua kita serahkan semuanya agar dapat saling berkoordinasi, membantu, bahu-membahu, biarkan nanti meringankan beban, terutama beban yang ada di pondok pesantren Al Fatih,” ujar Subandi.
Ia juga mengonfirmasi adanya tiga korban meninggal dunia yang telah berhasil dievakuasi dari reruntuhan. Seluruh biaya pengobatan untuk ratusan korban yang kini di rumah sakit akan ditanggung oleh Pemkab Sidoarjo. “Jadi, tidak usah ada kekhawatiran dari keluarga, para santri, apabila keluarganya yang masih di rumah sakit, ya kita doakan semuanya, biarkan nanti segera sembuh, penanganan cepat agar keluarga juga tidak ada suatu kekhawatiran bahwa keluarganya masih statusnya masih seperti itu,” tutur dia.
Meskipun begitu, Subandi belum dapat mengonfirmasi terkait Ponpes Al Khoziny yang diduga belum memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB). “Kita menunggu dulu ya, karena kondisi keluarga masih dalam seperti ini, nanti sabar dulu, Insyaallah nanti akan kita bantu semuanya,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya bersama Pemprov Jatim telah mengirimkan sekitar 1.500 bantuan konsumsi untuk para keluarga korban yang masih menunggu kabar. “Bantuan konsumsi, insya Allah mulai kemarin kita sudah buka dapur umum sampai nanti kegiatan ini selesai semuanya,” ucapnya.
Kekhawatiran Orang Tua dan Harapan untuk Santri
Para orangtua tampak menunggu dengan wajah cemas, gelisah, sedih, sekaligus penuh harap di posko keselamatan sepanjang malam. Sudah memasuki hari kedua, tetapi batang hidung anak dari para walimurid tersebut juga belum terlihat.
Salah satunya, Shadiq (57) yang sudah menunggu di posko keselamatan sejak kemarin, Senin (29/9/2025). Ia rela tak tidur semalaman sambil terus berharap ada kabar baik dari keberadaan cucunya, Muhammad Azam Habibi, yang tengah duduk di bangku SMP kelas VIII. Shadiq mengungkapkan, pertama kali mendengar kabar robohnya mushala ponpes tersebut justru dari Radio Suara Surabaya (SS) sekitar pukul 16.30 WIB.
“Jadi kemarin sore kan saya di rumah terus kebetulan dengar SS katanya ada pondok roboh, terus enggak lama kemudian saya dapat info dari SS juga pondok sini,” ungkap Shadiq saat ditemui.
Ia menuturkan, tidak ada satu pun pihak ponpes yang memberi tahu pihak keluarga. Justru, kedua orangtua Azam mengetahui kabar tersebut dari Shadiq. “Malahan kan orang tuanya Azam masih kerja, terus saya yang beritahu mereka pertama kali,” katanya.
Sementara itu, Rosida (49), wali murid dari Kafa Ahmad Maulana (15), korban lainnya yang sedang duduk di bangku SMP kelas IX, mengatakan, pertama kali mendengar kabar tersebut dari temannya yang juga merupakan wali murid ponpes Al Khoziny. “Pertama kali dengar sekitar pukul 19.00 WIB dari temenku, terus langsung kesini,” ujar Rosida.
Ia mengaku berkomunikasi terakhir kali dengan sang putra beberapa jam sebelum kejadian sekitar pukul 14.00 WIB. “Jadi sekitar pukul 14.00 WIB kemarin itu dia minta transfer uang, udah gitu aja,” ucapnya.
Status Korban di Rumah Sakit
Berdasarkan data terakhir yang didapatkan, sebagian besar korban reruntuhan bangunan mushala Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, yang sebelumnya dirawat di RS Islam Siti Hajar telah dipulangkan. Hal tersebut disampaikan humas RS Islam Siti Hajar, dr Erly Mawar, yang menyebut dari 52 korban yang dirawat, 40 di antaranya telah dipulangkan dan tengah menjalani rawat jalan.
“Rata-rata pasien yang dipulangkan itu mengalami luka ringan, setelah dilakukan observasi, baru dinyatakan pulang, jadi bisa menjalani rawat jalan,” kata Erly saat ditemui.
Sementara itu, terdapat 10 korban yang tengah menjalani rawat inap, 1 korban meninggal, dan 1 korban lainnya dirujuk ke RS Islam Sakinah, Mojokerto, Jawa Timur. Ia menuturkan, untuk hari ini rencananya akan dilakukan tiga operasi bagi tiga pasien dengan luka terbuka. “Jadi dari 10 pasien yang menjalani rawat inap, 3 di antaranya rencananya akan dilakukan operasi untuk luka terbuka,” ujarnya.
Adapun untuk pasien rujukan bernama Bin Samsul sudah dipindahkan ke RS Islam Sakinah, Mojokerto, sejak Senin (29/9/2025) sekitar pukul 22.00 WIB. “Untuk pasien rujukan karena memang pihaknya membutuhkan penanganan untuk bedah saraf, jadi sejak kemarin malam sudah dipindahkan,” kata dia.
Korban Meninggal dan Kondisi IGD
Satu korban yang meninggal bernama Maulana Affan Ibrahimafic akibat mengalami pendarahan hebat dan multiple trauma. Pantauan menunjukkan kondisi IGD RS Islam Siti Hajar terpantau cukup lengang. Sebab, pasien-pasien yang memerlukan penanganan lebih lanjut sudah dipindahkan semua ke ruang rawat inap.
Erly mengatakan, hingga Selasa, tidak ada lagi korban tambahan yang dirawat. “Jadi sekarang di IGD sudah kosong, semua pasien rawat inap juga sudah dipindahkan ke kamar rawat inap masing-masing,” ujar dia.
Saat ini belum ada komentar