Dispendik Surabaya Dorong Rekrutmen Guru Baru, Program Surabaya Mengajar Jadi Solusi Sementara
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Sen, 20 Okt 2025
- comment 0 komentar

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh
DIAGRAMKOTA.COM — Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik Surabaya) menegaskan komitmennya untuk menuntaskan persoalan kekurangan guru di sejumlah sekolah negeri. Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruh menyebut, pengusulan penambahan formasi guru telah diajukan ke pemerintah pusat dan diharapkan menjadi prioritas dalam kebijakan tahun ini.
“Kalau yang kurang guru sudah kami usulkan. Harapan kami nanti bisa jadi prioritas, karena ujung tombak atau filosofi pendidikan itu ada pada teman-teman guru,” ujar Yusuf saat ditemui di Balai Kota Surabaya, Senin (20/10/2025).
Ia menjelaskan, kebutuhan tenaga pengajar bukan hanya di bidang umum, tetapi juga di sektor keagamaan dan guru pendamping khusus (GPK) bagi siswa berkebutuhan khusus. “Termasuk guru agama dan guru GPK, itu semua sudah kami dorong agar jadi prioritas dan segera diputuskan oleh pusat,” tambahnya.
Program “Surabaya Mengajar” Perkuat Kolaborasi dengan Kampus
Untuk mengatasi kekosongan tenaga pengajar sementara waktu, Dispendik Surabaya menggandeng berbagai perguruan tinggi lewat program Surabaya Mengajar. Program ini melibatkan mahasiswa tingkat akhir dan peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk membantu kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah.
“Surabaya Mengajar ini kami jalankan bersama perguruan tinggi seperti UNESA, UINSA, UNUSA, dan Universitas Muhammadiyah Surabaya. Teman-teman mahasiswa yang sudah di tahap akhir atau PPG ditempatkan di sekolah selama satu semester,” terang Yusuf.
Langkah ini sekaligus menjadi bentuk simbiosis mutualisme antara dunia pendidikan tinggi dan pendidikan dasar-menengah. “Sekolah terbantu karena kekurangan guru bisa tertutupi, sementara mahasiswa dapat pengalaman langsung di lapangan,” jelasnya.
Menurut Yusuf, kehadiran program ini menjadi bukti bahwa pemerintah kota berupaya menjaga kesinambungan proses belajar mengajar, tanpa harus menunggu rekrutmen guru baru rampung.
Dispendik Surabaya: Keseimbangan Negeri–Swasta Jadi Pertimbangan Khusus
Selain fokus pada penambahan tenaga pendidik, Dispendik juga mempertimbangkan keseimbangan antara sekolah negeri dan swasta dalam setiap kebijakan pendidikan. Yusuf menilai, pertumbuhan sekolah negeri harus tetap memperhatikan keberadaan sekolah swasta agar keduanya bisa berkembang bersama.
“Kalau menambah sekolah negeri terus, kasihan swasta juga. Kami ingin pertumbuhan pendidikan di Surabaya ini imbang, negeri dan swasta sama-sama maju,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan, Dispendik berupaya menyalurkan bantuan secara proporsional kepada sekolah-sekolah swasta, baik dalam bentuk sarana prasarana, pelatihan guru, maupun peningkatan kapasitas manajemen sekolah. “Kita lihat karakter sekolahnya, nanti kita bantu supaya branding-nya tetap kuat,” katanya.
Anggaran Pendidikan Naik, Arah Kebijakan Tetap ke Kualitas
Yusuf menegaskan bahwa fungsi anggaran pendidikan tahun ini mengalami kenaikan, meski porsi intervensinya masih serupa dengan tahun sebelumnya. Fokus utama tetap diarahkan pada peningkatan kualitas guru dan fasilitas pembelajaran.
“Anggaran fungsi pendidikan tetap naik, tapi arah kebijakannya masih sama: memperkuat kapasitas guru dan kualitas layanan belajar. Itu yang kami jaga,” tuturnya.
Pihaknya juga berencana melanjutkan forum diskusi dan koordinasi dengan kementerian terkait di Jakarta guna mempercepat pemenuhan kebutuhan tenaga pendidik di Kota Surabaya.
“InsyaAllah kami berangkat FGD ke pusat, mudah-mudahan segera ada hasil konkret dari pengajuan kami. Tahun ajaran baru jangan sampai masih kekurangan guru,” harap Yusuf.
Dengan kombinasi langkah jangka pendek seperti Surabaya Mengajar dan usulan rekrutmen tenaga pendidik baru ke pusat, Dispendik Surabaya optimistis kekurangan guru dapat teratasi secara bertahap. “Guru itu ujung tombak pendidikan. Kalau gurunya kuat, sekolahnya pasti tumbuh,” tutup Yusuf. [@]
