Antisipasi DBD di Musim Hujan, Pemkot Surabaya Imbau Warga Aktif PSN 3M Plus
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 14 menit yang lalu
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Menyambut musim hujan yang datang lebih awal, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerbitkan surat edaran (SE) untuk mengantisipasi peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD). SE Nomor 400.7.9/29490/436.7.2/2025 yang ditandatangani Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Lilik Arijanto, pada 23 Oktober 2025, menekankan pentingnya gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin di seluruh wilayah kota.
“BMKG memprediksi musim hujan tiba lebih awal, dimulai November 2025, dan puncaknya pada Januari–Februari 2026. Surabaya barat akan lebih dulu memasuki musim hujan di minggu kedua November,” jelas Lilik, Rabu (29/10/2025).
Lilik mengingatkan bahwa peningkatan curah hujan berpotensi memperluas tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, penyebab DBD. Karena itu, masyarakat diminta aktif melaksanakan gerakan 3M Plus: menguras dan menyikat tempat penampungan air seminggu sekali, menutup rapat wadah air, serta memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air.
“Warga juga perlu mengganti air vas bunga, membersihkan talang air, menabur bubuk larvasida di tempat sulit dikuras, dan bisa memelihara ikan pemakan jentik seperti cupang atau kepala timah,” ujarnya.
Selain itu, Lilik mengimbau warga untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak menggantung pakaian di kamar, memasang kawat kasa, serta menggunakan kelambu dan lotion anti nyamuk. Ia juga menyarankan menanam tanaman pengusir nyamuk seperti serai dan lavender.
Pemkot turut menggencarkan program Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) agar masyarakat bisa memantau jentik secara mandiri di rumah masing-masing. “Tujuannya memastikan Angka Bebas Jentik (ABJ) di atas 95 persen dan Container Index (CI) di bawah 5 persen,” tambahnya.
Untuk memperkuat langkah pencegahan, Lilik mengajak seluruh unsur masyarakat—dari **Kecamatan, Kelurahan, PKK, Kader Surabaya Hebat, hingga tokoh masyarakat dan swasta, ikut dalam kerja bakti serentak.
“Beberapa wilayah seperti Surabaya Barat, Timur, dan Utara memiliki risiko penyebaran tinggi karena berbatasan langsung dengan daerah lain. Karena itu, partisipasi aktif masyarakat sangat penting,” tegasnya.
Lilik juga meminta masyarakat segera melapor ke puskesmas bila menemukan gejala DBD di lingkungan sekitar. “Jika demam tinggi 2–7 hari, muncul ruam merah, nyeri otot, atau tanda perdarahan ringan, segera periksa ke fasilitas kesehatan,” pungkasnya. (dk/red)
